kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.461.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.130   40,00   0,26%
  • IDX 7.697   -47,60   -0,61%
  • KOMPAS100 1.196   -13,16   -1,09%
  • LQ45 960   -10,60   -1,09%
  • ISSI 231   -1,75   -0,75%
  • IDX30 493   -3,97   -0,80%
  • IDXHIDIV20 592   -5,69   -0,95%
  • IDX80 136   -1,30   -0,95%
  • IDXV30 143   0,32   0,23%
  • IDXQ30 164   -1,28   -0,77%

SBR013 Masih Jadi Pilihan, Kupon Tinggi dan Aman Jadi Keunggulan


Minggu, 09 Juni 2024 / 20:43 WIB
SBR013 Masih Jadi Pilihan, Kupon Tinggi dan Aman Jadi Keunggulan
Penawaran saving bond ritel SBR013.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Saving Bond Ritel (SBR) seri SBR013 akan menarik perhatian investor di tengah persaingan likuiditas. Instrumen SBR013 diminati karena memiliki imbal hasil (kupon) tinggi dan aman.

Penawaran SBR013 berlangsung dari 10 Juni hingga 4 Juli 2024. SBR013 ditawarkan dalam dua jangka waktu yaitu SBR013 tenor 2 tahun (SBR013T2) dan SBR013 tenor 4 tahun (SBR013T4).

Fixed Income Analyst Pefindo, Ahmad Nasrudin, mengatakan SBR013 akan diminati karena investor memanfaatkan momen suku bunga tinggi saat ini. Bagi investor yang konservatif, SBN menjadi pilihan karena kurang berisiko dibandingkan pasar saham atau surat utang korporasi.

Nasrudin menjelaskan, pasar saham tertekan dalam beberapa minggu terakhir karena suku bunga tinggi melemahkan prospek pertumbuhan ekonomi, yang berdampak pada permintaan dan bisnis emiten di pasar saham dan surat utang korporasi.

Baca Juga: Pemerintah akan Tawarkan SBR013 Mulai Senin (10/6), Kupon Dipatok 6,45% dan 6,60%

Suku bunga tinggi juga meningkatkan beban keuangan perusahaan. Dalam kondisi ini, SBN yang diterbitkan pemerintah menjadi pilihan yang lebih aman. SBR013 menawarkan kupon tinggi dengan imbal hasil floating with floor (mengambang dengan batas minimal). Kupon SBR013T2 dan SBR013T4 masing-masing sebesar 6,45% dan 6,60%.

Nasrudin mengatakan, prospek penurunan suku bunga ke depan membuat kupon SBN berangsur-angsur turun, sehingga SBN berkupon tinggi akan semakin langka.

"Investor ritel banyak mengoleksi SBN sejak awal tahun. Bahkan ketika investor asing membukukan jual bersih sekitar Rp35 triliun, investor ritel membukukan beli bersih sekitar Rp57 triliun," kata Nasrudin kepada Kontan.co.id, Minggu (9/6).

Menurut Nasrudin, kupon 6,45% dan 6,60% tetap kompetitif karena yield di pasar sekunder sekitar persentase tersebut. Namun, sebagian masyarakat mungkin lebih memilih deposito karena beberapa bank menawarkan bunga hingga 8%, meskipun tidak semua bank dan investor mendapatkan bunga tersebut. 

Baca Juga: Suku Bunga Turun di 2024, SUN dan ORI025 Bisa Nikmati Capital Gain

Bunga deposito juga bervariasi, dengan nasabah prioritas mendapatkan bunga lebih tinggi, berbeda dengan SBN ritel yang memiliki persentase tetap dan tidak memerlukan pembukaan rekening baru.

Nasrudin menilai, SBN ritel tetap menarik bagi investor hingga akhir tahun di tengah persaingan bunga yang ketat. Beli bersih hingga Mei 2024 menunjukkan tingginya minat investor ritel terhadap SBN, didorong oleh penambahan investor baru dan perluasan akses transaksi.

Penurunan suku bunga ke depan juga menjadi katalis bagi kenaikan harga SBN. Tidak seperti deposito, pembelian SBN lebih mudah karena tersedia di berbagai aplikasi.

"Saya mengharapkan penjualan SBN ritel hingga akhir tahun ini bisa melampaui atau setidaknya menyamai tahun lalu," tambah Nasrudin.

Penjualan SBN Ritel dari awal tahun hingga saat ini mencapai Rp64,93 triliun, terdiri atas ORI025 sebesar Rp23,92 triliun, SR020 sebesar Rp21,36 triliun, dan ST012 sebesar Rp19,65 triliun. Pada tahun 2023, penjualan total SBN ritel mencapai Rp147,4 triliun.

Baca Juga: Citi Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 1,7 Triliun di Kuartal Ketiga 2023, Meningkat 46%

Menurut Nasrudin, selain momentum mendapatkan kupon tinggi, penambahan jumlah investor baru juga menjadi alasan lain. Jumlah investor SBN kini telah melebihi 1 juta, hampir mencapai 1,1 juta, meningkat dari tahun 2021 yang baru mencapai 600 ribu.

"Daripada menaruh uang di deposito bank besar yang bunga rata-ratanya 4,24% per tahun, pasar SBN menawarkan bunga lebih tinggi. Pembelian SBN sekarang juga sudah mudah."

Ekspektasi penurunan suku bunga adalah peluang utama karena ketika suku bunga turun, harga SBN akan naik, sehingga portofolio SBN investor akan terapresiasi. "Beberapa investor mungkin mengambil momen tersebut untuk menjual guna mendapatkan capital gain," pungkas Nasrudin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Sales Mastery [Mau Omzet Anda Naik? Ikuti Ini!] Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×