kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Satgas Waspada Investasi: Bisnis perkebunan berisiko tinggi!


Minggu, 08 Desember 2019 / 06:56 WIB
Satgas Waspada Investasi: Bisnis perkebunan berisiko tinggi!
ILUSTRASI. Benny Rachmadi - Tawaran Investasi Bodong Tetap Semarak


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Hasbi Maulana

Bahkan, dia mengaku sebelumnya pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sempat mendatangi kantor pusat di Riau dan manajemen secara terbuka menunjukkan berbagai surat izin yang mereka miliki.

"Izin usaha kami mulai dari kecamatan, yang punya tanah (anak mamak), kemudian ke nagari (izin wilayah), juga diketahui Polsek setempat. Kami juga punya izin kehutanan dari bagian pertanahan," papar Izzul saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (6/12). 

Bahkan, dia juga menjelaskan bahwa kegiatan bisnis Kawasan Kurma Indonesia mendapat dukungan dari pemerintah daerah Kampar, Riau. 

Perusahaan juga mengklaim saat ini tengah menggarap sekitar 5.000 hektare (ha) kebun kurma di seluruh Indonesia, dengan perkiraan jumlah nasabah mencapai 5.000 orang.

Baca Juga: Tips menghindari investasi bodong berkedok perkebunan

Bahkan, Izzul menekankan bahwa Kawasan Kurma Indonesia sama sekali tidak menggunakan modal dari pinjaman bank atau investor tertentu, dan murni hanya menggunakan dana dari nasabah. 

"Meskipun begitu, sebagai warga yang baik kalau ada (izin) yang harus dilaporkan kami akan penuhi. Kalaupun diharuskan memenuhi persyaratan apa saja akan kami penuhi," ungkap dia.

Berdasarkan hasil penulusuran Kontan, diketahui bahwa Kawasan Kurma Indonesia melakukan kegiatan bisnis kebun kurma dengan sistem syariah.

Adapun produk yang ditawarkan berupa kaveling berukuran 20 meter x 30 meter atau sekitar 600 meter persegi setiap kavelingnya. Nantinya, setiap kaveling akan ditanami 6 bibit kurma yang diperoleh langsung dari Thailand dan terdiri dari satu bibit jantan dan lima bibit betina. 

Baca Juga: Kasus Kampoeng Kurma berlanjut, LBH Bogor layangkan somasi

Untuk harga, dibanderol Rp 65 juta per kaveling dengan sistem pembayaran tunai. Nantinya, nasabah bisa mendapat bonus satu tiket gratis mengunjungi kebun kurma di Thailand.

Adapun potensi return yang bakal diterima nasabah mulai dari Rp 22 juta per pohon setiap tahun, dengan jenis pohon yakni kurma mengkel.

Saat ini lokasi kebun Kawasan Kurma Indonesia tersebar enam provinsi seperti di Medan, Hajoran Sumatra Utara, Kalimantan Timur, Jambi, Sumatra Barat dan Bengkulu. Meskipun baru berjalan setahun terakhir, Kawasan Kurma Indonesia sempat memamerkan salah satu pohon kurmanya berusia dua tahun dan berbuah di Kampar, Riau.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×