Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Mudah tergiur dengan imbal hasil yang besar, mampu membuat seseorang menyesal untuk berinvestasi. Tak tanggung-tanggung, kerugian dari manisnya tawaran investasi tersebut bisa mencapai ratusan juta, berlaku juga pada investasi perkebunan yang tengah marak saat ini.
Perencana Keuangan dari OneShildt Financial Planning Budi Rahardjo menyampaikan kalau investasi bodong tak hanya lahir dari investasi berbau perkebunan saja, tapi banyak sektor-sektor lain yang juga rawan terhadap investasi ilegal.
Baca Juga: Muncul bisnis Kavling Pohon Kelapa, ini kata Satgas Waspada Investasi
Kondisi ini bisa jadi cerminan, bahwa masyarakat saat ini cenderung memiliki kelemahan dalam hal mengkritisi penawaran investasi dan mudah terbujuk rayu dan iming-iming pengembalian dana dalam jumlah fantastis.
"Ini tidak lepas karena faktor literasi keuangan yang rendah dan pengetahuan kana perlindungan konsumen, khususnya regulasi-regulasi industri keuangan untuk penghimpunan dana masyarakat. Ditambah lagi lemahnya pengawasan," ungkap Budi saat ditanya Kontan, Rabu (20/11).
Belum lagi dari sisi investor, pemahaman akan norma-norma investasi juga masih sangat rendah. Khususnya terkait bagaimana cara menghasilkan keuntungan, serta beragam risiko yang akan menyertai investasi tersebut.
Alhasil, kondisi tersebut mengakibatkan masyarakat lebih cenderung melihat sisi penawaran hanya dari sisi keuntungannya saja. Masyarakat juga cenderung melakukan hal yang lebih dekat kepada aksi spekulasi ketimbang dengan berinvestasi.
Di sisi lain, meskipun regulator telah menghadirkan satgas waspada investasi, namun kesadaran masyarakat dalam berinvestasi lebih dibutuhkan saat ini. Yang mana, sikap cermat sebelum memutuskan untuk berinvestasi menjadi hal yang mutlak, bahkan bila perlu berkonsultasi dengan tim satgas waspada investasi.
Baca Juga: Terpopuler: Kampoeng Kurma buka suara, Gara-gara Gedung Putih harga emas melorot
Sementara itu, sosialisasi yang lebih luas dari pemerintah secara berkelanjutan juga perlu terus disemarakkan. Tentunya, itu untuk mencegah meluasnya aksi penipuan berkedok investasi perkembunan. Bahkan, jika perlu, berbagai bentu penipuan investasi dapat diarsipkan dalam database tim satgas dan bisa secara gratis diakses oleh masyarakat.
Adapun tips jitu untuk menghindari investasi bodong diantaranya dengan membekali diri dengan pengetahuan dasar investasi. Calon investor perlu mengetahui apa yang disebut dengan keuntungan serta apa yanng dimaksud dengan risiko.
Langkah lainnya, calon investor perlu menentukan ekspektasi tingkat imbal hasil yang wajar. Jangan mudah terbujuk dengan imbal hasil yang terlampau tinggi, namun tidak jelas badan hukumnya. Calon investor juga perlu mengetahui siapa yang bakal jadi penanggungjawab, serta penjualnya.
Perlu digaris bawahi juga, untuk tidak mudah percaya dengan penjual yang tidak mampu menjelaskan secara detil risiko-risiko yang di dalam investasi tersebut. Tips terakhir, yakni dengan mencermati siapa yang menjadi lembaga pengatur dan pengawasnya. Untuk produk-produk keuangan umumnya berada dalam pengawasan OJK.
Baca Juga: Dituduh melakukan investasi bodong, begini reaksi manajemen Kampoeng Kurma
"Nah, dalam hal investasi perkebunan ini biasanya tidak ada badan pengawas dan pengatur. Maka, investor sebaiknya berhati-hati," tegas Budi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News