Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menyurati Menteri BUMN Rini Soemarno. Di dalamnya tercantum rekomendasi pemberian sanksi kepada perusahaan yang terlibat dalam sejumlah kecelakaan konstruksi.
Beberapa emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terancam mendapat sanksi. Mereka adalah PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT).
Kepala Riset Koneksi Kapital Sekuritas Alfred Nainggolan menilai, sentimen ini tidak berpengaruh signifikan di pasar saham. "Melihat banyaknya proyek dengan frekuensi yang meningkat signifikan, probabilitas kecelakaan kerja jadi makin tinggi," ujar Alfred, Senin (12/3).
Selain itu, emiten karya yang terlibat nyatanya mampu mencatatkan kinerja yang bagus pada tahun 2017 lalu. Alfred lun mencatat bahwa emiten sektor konstruksi di pasar saham punya pertumbuhan yang tertinggi, setelah sektor pertambangan. Hal ini membuat investor sulit berpaling dari emiten konstruksi.
Lebih-lebih bagi BUMN karya. Pasar menurut Alfred cukup percaya diri dengan emiten BUMN karya. "Proyek infrastruktur pemerintah punya skala besar. Jika dikerjakan oleh swasta, pendanaannya menjadi sulit," ujar Alfred.
Namun, pelaku pasar menurut Alfred tetap perlu mencermati sejauh mana sanksi yang diberikan nantinya berimbas pada laporan keuangan emiten. Jika sanksi yang diberikan sebatas peringatan, sanksi administratif, atau ganti rugi dengan nilai yang tidak signifikan, maka pengaruhnya akan minim di pasar saham.
Sebaliknya, jika sanksi yang diberikan bisa mempengaruhi laporan keuangan, baik berupa denda dalam jumlah besar ataupun pengalihan kontrak, maka investor patut berpikir ulang.
Meski demikian, sejauh ini Alfred masih menyematkan outlook positif untuk sektor konstruksi. Dalam proyeksinya, rata-rata emiten konstruksi bisa catat return 30% di 2018. Saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT) sebagai saham pilihannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News