kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Sanksi Ekonomi Rusia Penyebab Utama Turunnya Harga Minyak


Selasa, 28 Februari 2023 / 04:55 WIB
Sanksi Ekonomi Rusia Penyebab Utama Turunnya Harga Minyak


Reporter: Aurelia Felicia | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Setelah mendapat sanksi ekonomi atas penyerangan terhadap Ukraina, negara-negara sekutu Rusia enggan impor minyak dari negara OPEC dan Amerika Serikat. Akibatnya, stok minyak Amerika Serikat oversupply menyebabkan harga kian menurun. 

Sanksi ekonomi yang dibebankan kepada Rusia dinilai begitu kuat hingga membuat harga minyak yang dibeli Eropa hanya US$ 60 per barrel. 

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai hal inilah yang membuat Rusia enggan menjual minyaknya ke Eropa dan Amerika dan lebih condong melakukan ekspor minyak ke Tiongkok, India, Korea Utara. 

Tindakan Tiongkok sebagai importir minyak mentah terbesar di dunia yang membeli minyak dari Rusia ini membuat permintaan minyak dari negara-negara OPEC dan AS melimpah.

Baca Juga: Perusahaan Gas Negara (PGAS) Kian Ngegas Saat Permintaan Naik

“Melimpahnya minyak ini tidak dibarengi dengan permintaan sehingga terjadilah oversupply, di sinilah harga minyak mengalami penurunan,” jelasnya pada Kontan Senin (27/2). 

Penurunan harga minyak mentah ini juga membuat negara anggota OPEC dalam pertemuan berikutnya kemungkinan besar akan membatasi produksi yang bertujuan untuk menahan penurunan harga minyak.

Di sisi lain, rilis kenaikan data inflasi terkait Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) Amerika Serikat (AS) Jumat (24/2) yang masih cukup tinggi membuat The Fed kemungkinan besar masih akan menaikkan suku bunga. 

Hal ini membuat dolar AS kembali mengalami penguatan sehingga berpengaruh terhadap pelemahan harga minyak mentah dunia. 

Baca Juga: Harga Minyak Mentah 3%, Risiko Inflasi yang Tinggi Picu Kekhawatiran Permintaan

Ibrahim mencermati proyeksi harga minyak tahun ini kemungkinan besar juga akan melandai. “Kemungkinan rangenya itu akan di level US$ 60- US$ 90 an di tahun 2023,” ujarnya. 

Ke depannya Ibrahim melihat harga minyak masih akan dipengaruhi sanksi ekonomi Rusia yang membuat Tiongkok dan India menghindari impor dari negara OPEC dan Amerika Serikat yang membuat tren harga minyak fluktuatif. 

Sementara Senin (27/2) pukul 19.40 WIB harga minyak WTI mengalami penurunan 0,26% ke harga US$ 76,12 per barrel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×