kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Samuel Sekuritas Merekomendasikan Buy PGAS di Tengah Kondisi Force Majeure


Senin, 11 Maret 2024 / 20:36 WIB
Samuel Sekuritas Merekomendasikan Buy PGAS di Tengah Kondisi Force Majeure
ILUSTRASI. Aktivitas pekerja pada fasilitas gas PGN untuk industri.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Samuel Sekuritas mempertahankan rating buy PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). Valuasi yang murah dan potensi pemulihan menjadi alasan rekomendasi ini.

Analis Samuel Sekuritas Muhammad Farras Farhan memaparkan, keraguan muncul terkait prospek kinerja PGAS akibat berbagai peristiwa yang terjadi belakangan ini. Misalnya, insiden force majeure Gunvor dan perubahan manajemen yang mengakibatkan penurunan harga saham PGAS yang cukup signifikan.

Namun, Farras menilai kinerja saham PGAS akan segera pulih didukung oleh sejumlah faktor. Pertama, posisi PGAS sebagai mitra utama Pertamina menempatkannya di posisi terdepan dalam persaingan untuk kontrak pengembangan energi ramah lingkungan di proyek ibu kota baru (IKN).

"Sebagai permulaan, PGAS berencana membangun jaringan gas ke berbagai lokasi di IKN, sekaligus meningkatkan total jangkauan jaringan gas PGN menjadi 1,000 km," ungkap Farras dalam riset, Kamis (7/3).

Baca Juga: Ditopang Pertumbuhan Operasional, Begini Proyeksi Kinerja PGAS pada 2024

Kedua, PGAS menargetkan peningkatan volume niaga gas sebesar 3% secara tahunan (YoY) menjadi 960 BBTUD. Ini didukung oleh tambahan pasokan dari proyek Jambaran Tiung Biru yang akan didistribusikan ke pelanggan PGAS di Pulau Jawa dan Sumatra.

Ketiga, berakhirnya skema harga gas HGBT PGAS pada akhir 2024 memberikan keleluasaan untuk menjual gas dengan harga spot atau lebih tinggi dari harga Henry Hub. Keempat, PGAS dan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) sepakat untuk memperpanjang perjanjian jual beli gas (PJBG) hingga 2028, tanpa adanya perubahan dalam skemanya, sehingga PGAS dapat menjaga biaya dan margin gasnya.

Kelima, PGAS secara strategis menawarkan Blok Fasken untuk dijual untuk membantu perusahaan fokus pada aset operasi yang ada dan mendapatkan uang tunai untuk akuisisi blok migas lainnya. Namun Farras menilai, jika Fasken dijual maka Saka (anak usaha PGAS) akan kehilangan sekitar 7% pendapatannya.

Terlepas prospek pemulihan, Farras memangkas target kinerja PGAS di 2024. Perkiraan pendapatan PGAS diturunkan 2,3% menjadi US$ 3,7 miliar dari sebelumnya US$ 3,8 miliar, mengingat proyeksi volume distribusi gas 2024 yang moderat sebesar 960 BBTUD atau tumbuh 3% YoY.

Baca Juga: Pertumbuhan Kinerja Diprediksi Terbatas, Simak Rekomendasi Saham PGAS

Namun, perkiraan laba bersih PGAS ditingkatkan sebesar 4,6% menjadi US$ 276 juta dari sebelumnya US$ 264 juta karena peningkatan margin EBITDA dan pemulihan pasca-Gunvor. Perkiraan EBITDA PGAS juga ditingkatkan sebesar 6,1% menjadi US$ 1,1 miliar.

"Guidance pertumbuhan satu digit 2024 dari manajemen PGAS sejalan dengan proyeksi kami," kata Farras.

Samuel Sekuritas mempertahankan rating buy PGAS dengan target harga yang diturunkan menjadi Rp 1.300 per saham dari sebelumnya Rp 1.800 per saham. Target harga baru tersebut menyiratkan EV/EBITDA 2024 sebesar 2,6 kali (-0,5 standar deviasi 3 tahun).

“Valuasi yang murah dan potensi pemulihan akan menarik bagi investor,” imbuh Farras.

Terkait valuasi, Samuel Sekuritas beralih dari SOTP ke Forward P/E karena Saka Energy bukanlah pendorong pertumbuhan utama PGAS. "Potensi penjualan blok Fasken akan mengakibatkan penurunan kontribusi Saka di Pangkah lebih rendah, mengurangi multiple PGAS yang tinggi," pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×