Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) akan membagikan dividen sebesar Rp 220 miliar dari Tahun Buku 2023. Hal itu disepakati oleh para peserta Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2023.
Direktur Sampoerna Agro Heri Harjanto mengatakan, SGRO membagikan dividen dengan total Rp 220 miliar atau Rp 121 per saham. Jumlah ini setara dengan 45% dari laba bersih SGRO di tahun 2023.
"Dividen akan dibayarkan pada satu bulan setelah pengumuman atau 28 Juni 2024," katanya dalam RUPST SGRO Tahun Buku 2023, Senin (27/5).
Asal tahu saja, SGRO mengantongi penjualan sebesar Rp 5,62 triliun di tahun 2023, turun 0,90% dari raihan tahun sebelumnya sebesar Rp 5,67 triliun.
Baca Juga: Sampoerna Agro (SGRO) Bagi Dividen Rp 220 Miliar dari Tahun Buku 2023
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 483,71 miliar di tahun 2023. Raihan ini turun 53,92% dari tahun 2022 yang sebesar Rp 1,04 triliun.
Head of Investor Relation Sampoerna Agro, Stefanus Darmagiri, mengatakan, rencana penggunaan laba bersih 2023 sebesar 45% alias Rp 220 miliar untuk dividen.
Lalu, sebesar 2% alias Rp 9.5 miliar akan didonasikan untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan di Indonesia melalui Yayasan Putera Sampoerna.
“Sementara sisanya akan dibukukan sebagai saldo laba atau retained earning untuk mendukung pengembangan usaha Perseroan dan anak-anak perusahaan Perseroan,” ujarnya.
Per kuartal I 2024, SGRO mencatatkan produksi tandan buah segar (TBS) sebesar 382.000 ton di kuartal I 2023. Produksi TBS Perseroan ini turun 3% secara tahunan alias year on year (YoY) dan turun 22% secara kuartalan.
Volume produksi CPO SGRO tercatat sebesar 80.000 ton di kuartal I 2024, turun 3% YoY.
Penurunan produksi TBS dan CPO sejalan dengan penurunan penjualan SGRO di kuartal I 2024. SGRO mengantongi penjualan Rp 1,13 triliun di kuartal I 2024, turun 19,07% dari Rp 1,40 triliun di kuartal I 2023.
Namun, SGRO mencatatkan laba bersih Rp 100,32 miliar di akhir Maret 2024. Ini naik 30,5% dari Rp 76,22 miliar di akhir Maret 2023.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer berharap akan ada perbaikan produksi CPO SGRO pada kuartal II-2024 dan kuartal III 2024.
“Sebab, secara musiman produksi CPO nasional akan tumbuh lebih tinggi ketika memasuki semester kedua,” ujarnya kepada Kontan, Senin (27/5).
Adapun secara umum, SGRO menargetkan produksi CPO pada 2024 kurang lebih sama dengan capaian tahun sebelumnya. kisaran 495.911 ton pada 2023.
Terkait prospek harga CPO, harga komoditas biasanya dipengaruhi faktor fundamental seperti penawaran dan permintaan global. Termasuk, pergerakan harga minyak nabati lainnya dan harga minyak mentah dunia.
Baca Juga: Sampoerna Agro (SGRO) Prediksi Mampu Raih Produksi CPO Setara Capaian Tahun Lalu
“Ini mengingat peran CPO sebagai salah satu sumber energi alternatif,” ungkapnya.
Sayangnya, Khaer masih merekomendasikan wait and see untuk saham SGRO.
Investment Consultant Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada mengatakan, penurunan kinerja SGRO di kuartal I memang disebabkan oleh produksi TBS dan CPO yang berkurang.
Ke depannya, kinerja SGRO akan bergantung dari seberapa besar volume permintaan akan minyak sawit di pasar. Pergerakan harga acuan sawit global juga menentukan, karena akan menjadi patokan harga jual rata-rata.
Harga jual rata-rata CPO SGRO tercatat Rp 11.856 per kilogram di kuartal I 2024. Ini turun 2% yoy, tetapi naik 6% secara kuartalan.
“Pergerakan saham SGRO masih cenderung sideways, sehingga harganya diperkirakan akan bergerak di rentang Rp 1.980 - Rp 2.030 per saham,” ujarnya kepada Kontan, Senin (27/5).
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, pergerakan saham SGRO berada di level support Rp 1.970 per saham dan resistance Rp 2.020 per saham. Herditya pun merekomendasikan wait and see untuk saham SGRO.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News