Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) masih mengandalkan produk Sigaret kretek Mesin (SKM) sebagai penggerak utama penjualan industri rokoknya. Pangsa pasar SKM 75,1% pada tahun 2015. Naik dari tahun sebelumnya 73,5%.
Sementara di kuartal satu 2016 SKM pangsa pasarnya bertumbuh sebesar 75,6%. Produk SKM Sampoerna antara lain Sampoerna A, Sampoerna U, dan Dji Sam Soe Magnum. Pangsa pasar di tahun 2015 Sampoerna A sebesar 14,9% , Sampoerna U sebesar 4,9% dan Dji Sam Soe Magnum 2,9%.
Dalam laporan keuangan tahun 2015 penjualan bersih SKM adalah Rp 55,6 triliun. Naik 14,12% dari tahun 2014 sebesar Rp 48,72 triliun.
Presiden Direktur HM Sampoerna, Paul Janelle mengatakan total pasar rokok di Indonesia akan menurun pada tahun ini. "Kami memprediksi total pasar rokok Indonesia akan turun 1% sampai 2% di 2016," katanya.
Pertimbangan tersebut mengacu hasil laporan kuartal pertama perseroan dan kondisi ekonomi yang melemah. Sementara untuk Sigaret Kretek Tangan (SKT) terus mengalami penurunan.
Pangsa pasar SKT 2015 sebesar 18,7% dan di tahun sebelumnya 20,1. Sementara pangsa pasar kuartal satu 2016 sebesar 18,3%. Produk SKT Sampoerna adalah Dji Sam Soe. Dalam laporan keuangan tahun 2015 penjualan bersih SKT sebesar Rp 19,06 triliun. Naik 2,2% dari tahun sebelumnya Rp 18,64 triliun.
Sementara untuk produk Sigaret Putih Mesin (SPM) Sampoerna adalah Marlboro. dengan pangsa pasar 2015 5,1% atau sama dengan tahun sebelumnya. Namun di kuartal satu 2016 sebesar 5,0% atau turun dari kuartal satu tahun 2014 sebesar 5,1%. Dalam laporan keuangan tahun 2015 penjualan bersih SPM sebesar Rp 13,33 triliun.
Marlboro sendiri memiliki pangsa pasar 81,4% di segmen SPM. Sampoerna sendiri memimpin pangsa pasar di semua kategori rokok. Hingga saat ini, Sampoerna masih memiliki pangsa pasar 34,1% di industri rokok Indonesia.
Sementara untuk produk baru U Bold yang diluncurkan pada Februari 2015 lalu akan ada ekspansinya untuk tahun ini. Ekspansi distribusi sejak Februari 2016. Daerah ekspansinya seperti di DKI Jakarta, Gorontalo, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi dan Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah. Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pangsa pasar U Bold pada kuartal satu 2016 sebesar 0,3%.
HMSP mencatat laba bersih Rp 3,11 triliun pada kuartal I-2106. Laba tersebut meningkat 7,61% dibandingkan periode serupa tahun sebelumnya yang mencapai Rp 2,89 triliun. Selain itu, pendapatan penjualan bersih HMSP juga naik tipis 1,67% dari Rp 21,56 triliun menjadi Rp 21,92 triliun.
Volume industri rokok pada tahun 2015 adalah 314 miliar unit atau tidak mengalami pertumbuhan dari tahun sebelumnya. Sementara Volume industri rokok pada kuartal satu tahun 2016 turun 5,9%. “Ini karena perlambatan ekonomi dan kenaikan cukai,” kata Janelle.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News