Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Samindo Resources Tbk (MYOH) masih memupuk cita-cita mendiversifikasi bisnis. Sudah cukup lama, mereka ingin masuk bisnis listrik dan kelapa sawit.
Samindo bahkan sudah menyiapkan anggaran sekitar US$ 25 juta untuk investasi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) mulut tambang. Perusahaan berkode saham MYOH di Bursa Efek Indonesia itu tak mematok kapasitas daya listrik yang diincar.
Sejalan dengan rencana pengembangan PLTU, Samindo ingin mengakuisisi dua sampai tiga tambang batubara. Porsi saham yang mereka inginkan antara 20%-30% untuk setiap tambang batubara. Samindo berharap, tambang-tambang batubara itu bisa bersinergi dengan PLTU mulut tambang yang dicita-citakan.
Tak tanggung-tanggung, Samindo menyiapkan dana akuisisi tambang batubara hingga US$ 100 juta. Dari dana segitu, mereka menargetkan bisa mendapatkan tambang dengan cadangan 20 juta ton batubara dan kemampuan produksi 2 juta setahun.
Namun, Samindo sadar tak mudah mewujudkan diversifikasi bisnis listrik. Nyatanya, sejumlah tender proyek setrum yang mereka ikuti sejak tahun lalu belum membuahkan kemenangan.
Samindo berharap, tahun ini ada peluang tender proyek listrik lagi yang bisa diikuti. "Bisnis PLTU mulai tahun ini, tapi masih ada diskusi karena tidak begitu saja jadi," terang Kim Jung Gyun, Presiden Direktur PT Samindo Resources Tbk di Jakarta, Senin (26/2).
Sementara soal bisnis kelapa sawit, Samindo belum mau membeberkan banyak informasi. Mereka hanya mengatakan, telah memiliki kemampuan untuk mengolah kelapa sawit. Maklum, induk usaha mereka yakni Samtan Co., Ltd. sudah menggeluti bisnis crude plam oil (CPO).
Mengintip situs resmi Samtan, ada tiga bisnis lain yang mereka geluti yakni penjualan batubara, independent power producer (IPP) dan gas. Area bisnis perusahaan itu mencakup Indonesia, Mongolia dan Australia. Selain bisnis komoditas, Samtan menggeluti bisnis wisata dan sewa.
Sembari mengawal rencana diversifikasi bisnis, Samindo mengejar kinerja 2018. Rencana overburden removal atau pengupasan tanah tahun ini sebesar 54,5 juta bcm sedangkan produksi batubara 10,7 juta ton. Pengupasan tanah tahun lalu mencapai 51 juta bcm sedangkan produksi batubara 10 juta ton.
Mayoritas rencana pengupasan tanah dan produksi batubara 2018 untuk memenuhi kontrak PT Kideco Jaya Agung. Sementara kontrak dengan pelanggan Samindo yang lain, yakni PT Bayan Resources Tbk hanya mencuil pengupasan tanah 5,8 juta bcm dan produksi 400.000 ton batubara.
Meskipun sudah menggenggam kontrak pekerjaan, Samindo masih akan memburu kontrak baru. "Tahun ini lagi pembicaraan, ada dua sampai tiga kontrak baru yang diincar," ujar Kim.
Sepanjang tahun ini Samindo menyediakan dana belanja modal atawa capital expenditure (capex) Samindo sebesar US$ 13,8 juta. Perusahaan tersebut menggunakan capex untuk belanja alat berat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News