kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sambut January effect 2020, berikut rekomendasi analis


Minggu, 29 Desember 2019 / 19:11 WIB
Sambut January effect 2020, berikut rekomendasi analis
ILUSTRASI. Karyawan berjalan di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (13/12/2019). Sambut January Effect pada awal 2020, analis memprediksi IHSG akan terdongkrak sebulan ke depan.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Sejumlah analis memproyeksikan pasar saham atau Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bakal mendapat dorongan dari January effect selama satu bulan mendatang.

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony mengatakan biasanya January effect dapat mendongkrak indeks saham cukup signifikan.

Baca Juga: Rally IHSG masih berlanjut sampai perdagangan Senin (30/12)?

Chris memperkirakan IHSG pada Januari 2020 bisa menguat sebesar 3% hingga 5% ke area 6.300-6.500.

Dari dalam negeri, pergerakan IHSG akan terpengaruhi adanya sentimen positif mengenai isu laporan keuangan, pembagian dividen, serta target perusahaan.

Sementara sentimen dari global, ia bilang, adanya pemakzulan Presiden Amerika Serikat Donald Trump bisa memengaruhi pergerakan IHSG.

Adapun saham yang menarik dicermati dalam menyambut January effect salah satunya adalah saham sektor agrikultur lantaran meningkatnya harga crude palm oil (CPO), dan saham-saham emiten CPO masih tergolong murah.

Baca Juga: Market cap HMSP dan GGRM tergerus, cermati penjelasan analis

Ia manyarakan investor untuk membeli saham SIMP dengan target harga 500 per saham, kemudian saham AALI juga menarik untuk dikoleksi dengan target harga Rp 16.000 per saham, serta LSIP dengan target harga 1.600 per saham.

Selain agrikultur, menurut Chris emiten-emiten dari sektor consumer juga menarik untuk diakumulasi dan saham-saham berkapitalisasi pasar besar yang selama 5 tahun ini terlihat masih sideways.

“Selain CPO, emiten-emiten komoditas, consumer, saham big cap, dan property juga menarik untuk dikoleksi,” ujarnya, Minggu (29/11).

Baca Juga: Proyeksi analis terhadap pergerakan IHSG pada akhir 2019

Chris menambahkan, pelaku pasar juga bisa mencemati saham-saham yang sudah terkoreksi cukup murah dan uptrend seperti GGRM dengan target harga 65.000, UNTR dengan target harga 25.000, SIMP dengan target harga 450, dan TLKM dengan target harga 4.400 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×