Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menyambut tahun 2022, optimisme menyelimuti pasar keuangan Indonesia. Pemulihan ekonomi yang terjadi pada tahun depan diekspektasikan akan menjadi katalis positif untuk instrumen saham.
Di satu sisi, keputusan The Fed menaikkan suku bunga acuan bisa menjadi katalis negatif untuk pasar obligasi.
Alhasil, Manajer Investasi (MI) dituntut harus piawai meracik portofolio reksadana campuran agar bisa memberikan kinerja yang optimal pada tahun depan.
Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengungkapkan, seiring pemulihan ekonomi yang berjalan, diekspektasikan laba bersih para emiten juga akan ikut tumbuh. Belum lagi dengan tingginya harga komoditas sepanjang tahun ini.
Baca Juga: Online Custody Kopra by Mandiri Penuhi Kebutuhan Monitoring Investasi di Pasar Modal
Oleh karena itu, menurutnya kinerja instrumen saham akan jauh lebih baik dibandingkan instrumen lain, walaupun volatilitas diperkirakan masih tetap tinggi.
“Di satu sisi, inflasi di Indonesia yang masih rendah dan terkendali jika dibandingkan dengan negara lain juga akan membuat return positif untuk SBN. Walaupun kinerjanya tidak akan setinggi saham,” kata Rudiyanto kepada Kontan.co.id, Jumat (24/12).
Sementara Head of Investment Avrist Asset Management Ika Pratiwi Rahayu juga meyakini instrumen saham akan lebih baik dibanding obligasi, terlebih lagi dengan adanya kenaikan suku bunga di tahun depan.
Menyikapi potensi hal tersebut, Ika mengaku Avrist akan memperbanyak porsi instrumen saham dalam produk reksadana campuran mereka pada tahun depan, khususnya pada semester I-2022. Barulah nanti ketika sudah ada kepastian kenaikan suku bunga, porsi obligasi akan ditingkatkan kembali.
Baca Juga: Sektor Properti Anjlok dan Ada Omicron, Bank Dunia Pangkas Proyeksi Ekonomi China
“Portofolio saham akan difokuskan pada sektor seperti perbankan, teknologi, komoditas, consumer dan property, konstruksi, yang diperkirakan masih menarik. Sementara untuk obligasi akan difokuskan pada obligasi dengan durasi rendah hingga menengah,” jelas Ika.