Reporter: Rashif Usman | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) membukukan kinerja yang mengesankan di sepanjang tahun 2024.
INDF membukukan laba sebesar Rp 8,64 triliun pada tahun 2024. Perolehan laba itu meningkat 6,07% bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 8,14 triliun.
Sementara, penjualan bersih perusahaan tercatat Rp 115,78 triliun pada 2024, naik 3,65% jika dibandingkan periode tahun 2023 sebesar Rp 111,7 triliun.
Baca Juga: Laba Bersih Tumbuh 24%, Cek Prospek Indofood (INDF) di Sisa 2024
Group Indofood lainnya, yakni ICBP juga menghasilkan kinerja positif di periode tahun 2024. ICBP membukukan laba bersih Rp 7,07 triliun di tahun lalu. Perolehan ini meningkat 1,27% bila dibandingkan periode yang sama tahun 2023 Rp 6,99 triliun.
Sementara, penjualan bersih perusahaan tercatat menjadi Rp 72,59 triliun di tahun 2024, naik 6,9% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 67,9 triliun.
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan, menilai bahwa kinerja positif INDF dan ICBP sepanjang 2024 didorong oleh beberapa penyebab utama.
Baca Juga: Sebagian Besar Kinerja Emiten Konsumer Positif Cek Rekomendasi Sahamnya
Misalnya, pertumbuhan volume penjualan di segmen makanan kemasan, seperti mi instan dan produk dairy, serta kontribusi dari sektor agribisnis menjadi pendorong utama peningkatan pendapatan.
Selain itu, stabilnya harga bahan baku utama, seperti gandum dan minyak sawit (CPO), turut membantu menjaga margin keuntungan sepanjang tahun.
Namun, pada kuartal IV-2024, kinerja kedua emiten ini mengalami tekanan akibat meningkatnya beban usaha, terutama di sektor distribusi dan promosi, sementara daya beli masyarakat mulai melemah, terutama pada kelompok menengah bawah.
Ekky juga menyoroti bahwa penguatan kinerja INDF dan ICBP sepanjang kuartal III 2024 sebagian besar dipengaruhi oleh lonjakan konsumsi terkait pemilu.
Nah, memasuki tahun 2025, Ekky melihat kondisi ekonomi yang lebih lesu serta tren pelemahan rupiah diperkirakan akan memberikan tekanan terhadap kinerja kedua perusahaan ini, sehingga pertumbuhan mereka berpotensi stagnan atau bahkan menurun.
"Prospek kinerja INDF dan ICBP di 2025 sangat bergantung pada kondisi ekonomi domestik, terutama dari sisi daya beli masyarakat, stabilitas nilai tukar rupiah, serta arah kebijakan pemerintah pasca pemilu," kata Ekky kepada Kontan, Rabu (26/3).
Baca Juga: Kinerja Positif di 2024, Cek Prospek & Rekomendasi Saham Saratoga (SRTG) pada 2025
Jika tekanan terhadap rupiah terus berlanjut dan konsumsi rumah tangga melambat akibat lesunya ekonomi, maka margin dan volume penjualan INDF dan ICBP bisa ikut tertekan.
Sebaliknya, jika ada pemulihan daya beli atau stimulus konsumsi dari pemerintah seperti program bantuan pangan dan Makan Bergizi Gratis (MBG) berlanjut, itu bisa jadi katalis positif yang mendukung permintaan produk konsumer, khususnya segmen mi instan dan dairy yang jadi core ICBP.
Di sisi lain, Ekky memperkirakan pergerakan saham INDF dan ICBP masih berpotensi menguat, meskipun dalam kisaran yang terbatas.
Baca Juga: Begini Rekomendasi Saham PTPP yang Cetak Kinerja Positif
Menurutnya, saham INDF memiliki target jual di level Rp 8.000, sementara ICBP berpeluang mencapai Rp 12.500.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News