kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Salah tafsir hasil FOMC, lonjakan indeks di Wall Street berbalik arah


Kamis, 27 September 2018 / 06:07 WIB
Salah tafsir hasil FOMC, lonjakan indeks di Wall Street berbalik arah
ILUSTRASI. Bursa AS


Sumber: Reuters | Editor: Hasbi Maulana

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Reli Wall Street patah dan saham berbalik negatif sesaat sebelum pasar tutup pada hari Rabu (26 September 2018). Investor menilai kembali pernyataan kebijakan Federal Reserve dan menimbang berapa lama bank sentral AS akan terus menaikkan suku bunga.

Saham AS awalnya melanjutkan kenaikan setelah the Fed, seperti yang diperkirakan, menaikkan suku bunga dan meninggalkan prospek kebijakan moneter untuk tahun-tahun mendatang sebagian besar tidak berubah di tengah pertumbuhan ekonomi yang stabil dan pasar kerja yang kuat.

Tetapi pasar berbalik arah karena para investor menimbang kembali sampai sejauh mana penghapusan kata "akomodatif" dari pernyataan kebijakan Fed menunjukkan bahwa berakhirnya siklus kenaikan suku bunga mungkin akan terlihat.

The Fed menaikkan suku bunga acuannya sebesar seperempat persentase poin menjadi kisaran 2,00% hingga 2,25%.

"Orang-orang salah menafsirkan penghapusan "akomodatif" dalam pernyataan," kata Mike O'Rourke, kepala strategi pasar di JonesTrading. 

"Orang-orang menyadari bahwa kebijakan moneter tetap di jalur dan ada ekspektasi kenaikan suku bunga lain tahun ini. Mereka membatalkan pembelian yang mereka lakukan pada rilis pernyataan itu, dan juga tambahan yang tidak berisiko masuk ke penutupan."

Indeks keuangan S&P 500 jatuh 1,27% memimpin penurunan.

Indeks utilitas S&P 500 dan indeks real estat, yang sensitif terhadap suku bunga karena komponen mereka sering disukai untuk hasil dividen mereka, masing-masing turun lebih dari 1%.

The Fed masih memperkirakan kenaikan suku bunga lainnya pada bulan Desember, tiga tahun lagi, dan satu peningkatan pada tahun 2020.

Ketua Fed Jerome Powell mengatakan, setelah FOMC bahwa bank sentral AS memantau ketat inflasi, menggarisbawahi kekhawatiran pertumbuhan cepat ekonomi AS dapat menyebabkan overheating dan memaksa the Fed menaikkan suku bunga lebih lanjut.

Mengacu pada penghapusan kata "accommodtive," Powell berkata, "Perubahan ini tidak menandakan perubahan dalam jalur kemungkinan kebijakan. Sebaliknya, itu adalah tanda bahwa kebijakan berjalan sesuai dengan harapan kami."

Pasar saham telah menikmati periode booming dan berada pada level rekor. Tetapi ketika harga naik, bursa saham menghadapi persaingan yang meningkat berebut dana investor tidak hanya dari obligasi, tetapi juga dari uang tunai, yang sekarang paling menarik sudah sekitar satu dekade.

Dow Jones Industrial Average berakhir turun 0,4%  pada 26.385,28 poin, sedangkan S&P 500 kehilangan 0,33% menjadi 2.905,97. Adapun S&P 500 naik sebanyak 0,53%. Nasdaq Composite turun 0,21% ke 7.990,37.

Volume di bursa AS kemarin mencapai 7,0 miliar saham, di atas rata-rata 6,7 ​​miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.

* Catatan Redaksi: 
Transkrip pidato yang meluruskan tafsir hilangnya kata "akomodatif" tersebut bisa dibaca pada artikel berikut: 
Ini transkrip pidato Jerome Powell The Fed usai FOMC (26-september-2018)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×