kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Saham tambang batubara punya PER rendah, bisa akumuluasi beli?


Rabu, 11 Maret 2020 / 20:12 WIB
Saham tambang batubara punya PER rendah, bisa akumuluasi beli?
ILUSTRASI. Empat saham emiten batubara masuk ke dalam daftar 10 saham LQ45 dengan PER terendah.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hari ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali keok dan ditutup melemah 1,28% ke level 5.154,105. Secara year-to-date, IHSG telah tergerus 18,18%.

Bak dua sisi mata pisau, pelemahan IHSG juga membuat price to earning ratio (PER) saham-saham anggota LQ45 menjadi lebih murah, termasuk emiten pertambangan batubara yang ada di dalamnya.

Melansir RTI, sebanyak empat saham emiten batubara masuk ke dalam daftar 10 saham dengan PER terendah. Keempat saham tersebut adalah saham PT United Tractors Tbk (UNTR) dengan PER 5,37 kali, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dengan PER 5,47 kali, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dengan PER 5,67 kali, dan saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan PER 6,25 kali.

Baca Juga: IHSG kembali tumbang, ini 10 saham LQ45 dengan valuasi termurah

Meski memiliki valuasi PER yang rendah, Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas melihat saat ini saham-saham emiten pertambangan khususnya batubara masih kurang seksi untuk dilirik. Sebab, komoditas batubara sedang menghadapi sentimen virus Covid-19 yang dibarengi oleh penurunan permintaan dari China.

“Dari segi permintaan batubara sedang turun karena aktivitas produksi di China sedang berhenti atau belum stabil,” terang Sukarno kepada Kontan.co.id, Rabu (11/3).

Setali tiga uang, Analis MNC Sekuritas Catherina Vincentia penurunan permintaan batubara dari China turut menjegal kondisi fundamental emiten batubara. Dari sisi kinerja, beberapa emiten tambang batubara juga mengalami penurunan.

Baca Juga: Jadi anggota LQ45 dengan PER terendah, bagaimana prospek saham Sritex (SRIL)?

ADRO misalnya,mengalami penurunan pendapatan sebesar 4,42% dari US$ 3,62 miliar menjadi US$ 3,46 miliar pada 2019. Alhasil, laba bersih ADRO juga turun 3,24% menjadi US$ 404,19 juta.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×