Reporter: Intan Nirmala Sari, Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kamis (17/5) Bursa Efek Indonesia (BEI) mencabut penghentian sementara perdagangan efek atau suspensi PT Skybee Tbk (SKYB). Menurut data RTI, terakhir kali ada perdagangan saham SKYB adalah pada 24 November 2014. Saat itu, harga saham SKYB berada di Rp 420 per saham.
Sebelumnya BEI menghentikan perdagangan efek SKYB di seluruh pasar karena emiten ini tidak mampu mendongkrak pendapatan.
Berdasarkan laporan keuangan terbaru, SKYB melaporkan kerugian bersih tahun berjalan SKYB di kuartal pertama 2018 sebesar Rp 271,76 juta, meningkat 28,21% jika dibandingkan dengan kerugian bersih tahun sebelumnya Rp 211,97 juta.
Padahal, emiten ini berhasil mencatat pendapatan Rp 2,14 miliar di tiga bulan pertama tahun ini. Pendapatan ini berasal dari pendapatan atas penjualan voucer pulsa. Sementara beban pokok pendapatannya sebesar Rp 2,12 miliar.
Pada kuartal pertama tahun lalu, SKYB tidak mencatatkan pendapatan sama sekali. Tapi, kerugian bersih emiten yang bergerak di bidang perdagangan telepon seluler dan produk penunjang operator seluler ini justru tambah besar.
Beban umum dan administrasi SKYB lebih besar di tahun lalu. Tapi, SKYB juga mencatatkan pendapatan keuangan Rp 80,89 juta dan pendapatan operasional lain Rp 41,67 juta di kuartal pertama tahun lalu.
Pada akhir Maret 2018, SKYB memiliki total aset Rp 32,87 miliar, turun tipis jika dibandingkan dengan posisi akhir Desember 2017 sebesar Rp 33,13 miliar. Pada akhir periode kuartal pertama, SKYB memiliki total liabilitas Rp 834,33 juta dan ekuitas Rp 32,04 miliar.
Dalam laporan keuangan, manajemen SKYB menyebutkan bahwa hingga akhir kuartal pertama, emiten ini belum menghasilkan pendapatan. Kondisi ini menimbulkan keraguan atas kemampuan Skybee mempertahankan kelangsungan hidup. "Rencana manajemen untuk mengatasi kondisi tersebut adalah dengan merencanakan adanya usaha baru," ungkap SKYB.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News