kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham sektor perkebunan lagi menanjak, begini rekomendasi analis


Sabtu, 25 Agustus 2018 / 07:25 WIB
Saham sektor perkebunan lagi menanjak, begini rekomendasi analis
ILUSTRASI. Tandan Buah Kelapa Sawit


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks saham sektor perkebunan di kuartal III-2018 melaju. Namun, penguatan indeks saham sektor perkebunan diperkirakan  tidak  berlangsung lama. Maka itu, investor bisa memanfaatkan momentum ini untuk trading  jangka pendek.

Sebagai informasi, sejak awal kuartal III-2018 hingga Kamis (23/8), indeks saham sektor perkebunan menguat 10,98%. Penguatan indeks  saham sektor perkebunan didukung pergerakan harga saham emiten crude palm oil (CPO).

Senior Analis Paramitra Alfa Sekuritas William Siregar mengatakan, dalam jangka panjang sektor tersebut bakal terkoreksi. Diantara emiten sektor perkebunan, untuk investasi jangka menengah panjang, William hanya merekomendasikan buy saham PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) dengan target harga akhir tahun ini sebesar Rp 1.700 per saham.

Menurutnya, investor jangka panjang hanya perlu fokus pada emiten yang dintungkan dengan kebijakan biodiesel 20% (B20). Sehingga menurut William, emiten yang cocok untuk direkomendasikan saat ini hanya TBLA.

"Kondisi sektor hingga awal September masih akan tetap sumringah, atau dalam tren positif," kata William kepada Kontan.co.id, Jumat (24/8).

Banyak emiten CPO yang akan terdorong sentimen berita positif terkait kebijakan B20. "Kalau berdasarkan sentimen B20, semua emiten sektor ini akan meningkat. Tapi enggak akan bertahan semuanya," jelas William.

Sebab, cepat atau lambat  investor akan sadar bahwa sentimen kebijakan B20 tidak akan dirasakan oleh seluruh emiten CPO. William menilai, dampak kebijakan B20 hanya bisa dinikmati TBLA dan PT Sinar Mas Agro Resources dan Technology Tbk (SMAR). "Ini karena, kedua emiten tersebut sudah memiliki pabrik produksi sendiri," ungkapnya.

Untuk jangka menengah dan panjang, indeks saham sektor perkebunan berpotensi mengalami koreksi, lantaran pasar akan menyadari bahwa dampak kebijakan B20 tidak pukul rata semua emiten.

Sedangkan bagi trader, momentum peningkatan indeks sektor perkebunan ini bisa dijadikan peluang. Namun, itu hanya cocok bagi perdagangan jangka pendek. "Potensi koreksi kemungkinan terjadi awal Oktober, sehingga hanya emiten-emiten CPO tertentu saja yang bisa bertahan ke depan," kata William.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×