kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Analis: Tahun ini saham CPO layak untuk dibeli


Jumat, 24 Agustus 2018 / 16:54 WIB
Analis: Tahun ini saham CPO layak untuk dibeli
ILUSTRASI. HASIL PRODUKSI KELAPA SAWIT


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten di sektor perkebunan kelapa sawit diprediksi akan semakin membaik dari sisi kinerja maupun harga saham. Pasalnya dalam waktu dekat ini akan diberlakukannya kebijakan wajib B20 sehingga membuat emiten ini akan dilirik para investor.

Kepala Riset Narada Asset Management, Kiswoyo Adi Joe menilai, emiten perkebunan sangat tergantung pada harga komoditi. “Sentimen terbaru terkait Cride Palm Oil (CPO) yaitu kebijakan B20. Kebijakan ini menguntungkan emiten perkebunan dan berdampak positif dengan kinerjanya,” ujar Kiswoyo kepada Kontan.co.id, Jumat (24/8).

Keuntungan dari kebijakan ini akan membuat permintaan pasar CPO semakin besar, sehingga membuat emiten menggenjot produksi. Alhasil harga yang ditawarkan emiten akan tinggi. Dengan begitu, pendapatan akan bertambah.

Kiswoyo mengatakan, semua emiten perkebunan akan merasakan dampak positifnya. Hanya saja, beberapa emiten yang memproduksi dengan kapasitas besar akan lebih untung. Contohnya, PT Gozco Plantations Tbk (GZCO) dan PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT).

“Emiten lain seharusnya harga sahamnya bisa naik seiring harga CPO itu sendiri. Untuk itu, bagi investor yang lama tidur, disarankan untuk beli saham sektor CPO tahun ini atau tahun depan,” katanya.

Pemerintah Indonesia mewajibkan semua kendaraan bermesin diesel menggunakan bahan bakar minyak solar bercampur biodiesel 20% (B20). Kebijakan ini berlaku per 1 September 2018.

Dengan kebijakan ini, Kiswoyo menganggap ini menjadi angin segar bagi emiten. “Kalau dikatakan akan diundur pengaruhnya tidak terlalu bagus. Karena memang butuh dan kalau tidak ada B20 maka impor minyak akan terlalu besar,” ujarnya.

Dari sisi saham, Kiswoyo menargetkan sampai akhir tahun harga saham GZCO Rp 100 per saham. Sementara BWPT Rp 300 sampai Rp 350 per saham. LSIP Rp 1.800 sampai Rp 2.000 per saham, dan AALI Rp 18.000 per saham.

Senada, Analis Panin Sekuritas, William Hartanto menganggap bahwa faktor yang menguatkan saham sektor CPO adalah aturan B20 yang mewajibkan penggunaan 20% minyak sawit. “Naiknya permintaan biodisel ini diharapkan dapat mendongkrak kinerja emiten sektor CPO. Dan saham sektor CPO masih layak dikoleksi, trennya masih kuat,” tandasnya.

William merekomendasikan empat emiten sektor CPO. Saham yang bisa dibeli oleh investor yaitu LSIP Rp 1.500 per saham, AALI Rp 14.000 per saham, BWPT Rp 250 per saham dan TBLA Rp 1.120 sampai Rp 1.200 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×