kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Saham sektor konsumer paling perkasa, belum tentu tetap bertenaga pekan depan


Minggu, 07 Juli 2019 / 13:09 WIB
Saham sektor konsumer paling perkasa, belum tentu tetap bertenaga pekan depan


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan ini ditutup koreksi 0,04% ke level 6.373. Tercatat sektor konsumer menjadi jawara indeks dibanding indeks sektor lainnya. Konsumer naik 0,75% diikuti sektor industri dasar yakni 0,68%. Sejumlah analis menilai hal ini disebabkan respons pasar yang positif terhadap kondisi global dan domestik.

Kendati demikian Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma memproyeksikan indeks konsumer bisa tidak lagi bertenaga pada pekan depan karena dirugikan sistem penyesuaian saham free float.

“Sistem free float yang akan disesuaikan secara penuh hingga Agustus untuk penghitungan indeks LQ45 dan IDX30 menyebabkan bobot saham konsumer akan turun,” kata Suria kepada Kontan.co.id, Jumat (5/7).

Oleh karena itu menurut Suria belum tentu indeksnya akan kembali menghijau. Kendati demikian tidak semua bobot saham konsumer anggota konstituen IDX30 dan LQ45 akan merosot.

Suria memproyeksikan sektor lainnya akan mengalami gejolak pekan depan karena The Fed cenderung menahan Fed Fund Rate (FFR) atau suku bunga acuan. Sinyal ini kuat karena data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) tercatat positif.

Terbukti setelah data pekerja AS yang mencatatkan jumlah tenaga kerja tumbuh menjadi 224.000 pada Juni 2019, beberapa indeks asing merosot cukup dalam. Misalnya saja Dow Jones Industrial Average terkoreksi hingga 43,88 poin menjadi 26.922. Begitu juga dengan S&P 500 yang tergelincir 0,2% menjadi 2.990,41.

Suria menjelaskan data pekerja yang kuat menjadikan pertimbangan The Fed tidak jadi memangkas suku bunga dan tentunya keputusan ini tidak diharapkan pasar. Suria bilang kemungkinan minggu depan IHSG akan tertekan.

Meskipun begitu, analis Artha Sekuritas Dennies Cristopher Jordan menjelaskan sektor-sektor jawara masih berpotensi menguat terbatas pada perdagangan pekan depan. “Hal ini disokong cadangan devisa yang tercatat naik menjadi US$ 123 miliar yang menandakan cadangan kas negara kuat,” ujarnya.

Asal tahu saja Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia tumbuh 2,91% pada bulan Juni dibanding US$ 120,3 miliar pada Mei 2019.

Dennies memprediksikan IHSG menguat pada pekan depan. Penguatan ini didorong oleh optimisme investor merespons sentimen positif dari global.

Menurut Dennies IHSG akan bergerak bullish di rentang 6.362-6.386. Dennies bilang investor bisa mencermati beberapa emiten di sektor konsumer, energi, dan tambang pada Senin pekan depan.

Di antaranya, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) di target harga Rp 79.500–Rp 80.000. Kemudian PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dengan target harga Rp 870–Rp 890. Terakhir, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) di target harga Rp 880–Rp 910.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×