kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45981,69   -8,68   -0.88%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meski Astra Infra dan Transindo cabut, pembangunan tol Serpong-Balaraja berlanjut


Minggu, 07 Juli 2019 / 12:35 WIB
Meski Astra Infra dan Transindo cabut, pembangunan tol Serpong-Balaraja berlanjut


Reporter: Aloysius Brama | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembangunan ruas tol Serpong-Balaraja dipastikan terus jalan. Terbaru, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) menggandeng perusahaan infrastruktur pelat merah PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).

Proyek tersebut sudah mulai dikerjakan ketika Direktur Operasi WIKA Agung Budi Waskto menerima penyerahan Surat Perintah Mulai Kerja. PT Trans Bumi Serbaraja resmi memberikan mandat kepada WIKA, akhir Juni lalu.

Sebagai rintisan, WIKA akan membangun seksi I terlebih dahulu. Seksi tersebut memiliki panjang sekitar 10 kilometer, menghubungkan kawasan BSD City dengan Tol Jakarta Outer Ringroad (JORR). “Kontrak antara WIKA dengan BSDE mencapai Rp 979 miliar,” ujar Direktur Operasi WIKA Agung Budi Waskito dalam keterangan yang diterima Kontan.co.id, Jumat (5/7).

Pembangunan proyek tersebut akan dibagi menjadi tiga paket. Paket pertama dan ketiga seksi I ruas tersebut akan dibangun November 2019.

Sedangkan paket kedua sudah dimulai pada Juni lalu. “Setelah itu pekerjaan konstruksi dilanjutkan dengan masa pemeliharaan selama tiga tahun,” kata Agung dalam keterangan tersebut. Itu berarti seksi I proyek jalan tol tersebut diperkirakan akan rampung pada tahun 2021.

Hal ini sekaligus memastikan bahwa ruas tol Serpong-Balaraja masih berlanjut. Sebelumnya Astra International Tbk (ASII) melalui anak usahanya Astra Infrastructure dan PT Transindo Karya Investama dipastikan cabut.

ASII maupun Transindo adalah bagian dari konsorsium PT Trans Bumi Serbaraja sebagai badan usaha jalan tol (BUJT) ruas tol Serpong-Balaraja. Sebagai informasi, konsorsium tersebut sudah dibentuk sejak tahun 2016.

“Ada beberapa asumsi bisnis yang berubah sehingga Astra Infra memutuskan untuk tidak melanjutkan proyek tersebut,” kata CEO Toll Road Business Gorup Astra Infra, Krist Ade Sudiyono kepada Kontan.co.id, Kamis (4/7) lalu.

Sebelumnya ASII, mengempit porsi 25% saham konsorsium tersebut. Jumlah itu sama dengan jumlah yang dipegang oleh PT Transindo Karya Investama, anak usaha Kompas-Gramedia Group. Sedangkan 50% lainnya dipegang oleh Bumi Serpong Damai.

Namun kini, PT Trans Bumi Serbaraja sudah sepenuhnya dimiliki oleh BSDE. Laporan keuangan BSDE Maret 2019 lalu menunjukkan telah terjadi transaksi antara BSDE dengan Astra Infra dan Transindo. BSDE membeli 75.000 saham Trans Bumi Serbaraja dari kedua perusahaan itu senilai Rp 90,92 miliar. Dengan begitu, BSDE memiliki 100% kepemilikan ruas tol Serpong-Balaraja.

BSDE tentu tak mau investasinya di jalan tol tersebut mangkrak. Maklum nilai investasi BSDE untuk ruas tol tersebut cukup besar. “Nilai investasinya masih belum bisa fix. Bisa bertambah, bisa berkurang. Kisarannya di atas Rp 3 triliun,” kata Direktur Utama BSDE Hermawan Wijaya kepada Kontan.co.id, Sabtu (6/7). Apalagi di akhir tahun 2016 lalu PT Trans Bumi Serbaraja juga dapat pinjaman duit dari sindikasi perbankan dan lembaga keuangan senilai Rp 4,3 triliun dengan tenor 15 tahun.

Para kreditur sindikasi tersebut yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dengan kucuran dana sebesar Rp 2,6 triliun, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan kucuran dana sebesar Rp 1 triliun, PT Sarana Multi Infrastruktur dengan kucuran dana sebesar Rp 700 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×