Reporter: Nur Qolbi | Editor: Yudho Winarto
Baca Juga: Sudah Turun Dalam, Berikut Rekomendasi Analis pada Saham GGRM, HMSP dan WIIM
Investor asing juga masih menaruh porsi saham menara telekomunikasi di portofolionya, terlihat dari rasio investor domestik dan luar di negeri di masing-masing perusahaan. "Jadi, pelemahan yang terjadi hanya masalah momentum saja," kata Fakhrul saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (21/3).
Bernada serupa, Analis MNC Sekuritas Andrew Sebastian Susilo berpendapat, para investor kini memang lebih tertarik dengan saham-saham cyclical.
Contohnya, adalah saham komoditas yang banyak menjadi incaran seiring dengan tingginya harga jual komoditas. Naiknya suku bunga acuan The Fed juga membuat investor lebih memilih aset-aset yang lebih aman seperti saham perbankan.
Secara teknikal, Analis MNC Herditya Wicaksana melihat, pergerakan harga saham emiten menara-menara belakangan ini memang masih dalam fase konsolidasinya. Dengan kata lain, saham-saham ini belum mampu untuk menjebol support ataupun menembus resistance-nya.
Prospek ke Depan
Fakhrul menilai, prospek saham-saham menara telekomunikasi ke depannya masih akan bagus sejalan dengan adanya beberapa katalis positif. Salah satu sentimennya adalah penggelaran jaringan 5G yang lebih luas oleh para operator telekomunikasi.
Menurut Fakhrul, pengembangan jaringan 5G akan memberikan dampak nyata secara signifikan untuk sektor menara. Langkah operator telekomunikasi untuk meningkatkan kualitas jaringan, terutama ke luar Pulau Jawa juga bakal memberikan efek positif untuk perusahaan menara.
Baca Juga: IHSG Berpotensi Melemah pada Selasa (22/3)
Andrew menambahkan, sentimen positif untuk sektor menara telekomunikasi juga berasal dari permintaan data yang semakin besar. Ia mencatat, pertumbuhan trafik data meningkat hampir 20 kali lipat sejak tahun 2015 sampai dengan tahun 2021.
"Dengan banyaknya permintaan data ini, tentu perusahaan menara akan diuntungkan karena penyewaan dari operator juga akan bertambah," tutur Andrew.