kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45907,02   3,68   0.41%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham-saham LQ45 jeblok, simak rekomendasi berikut


Selasa, 03 Agustus 2021 / 07:35 WIB
Saham-saham LQ45 jeblok, simak rekomendasi berikut


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks LQ45 menunjukkan performa buruk sejak awal tahun. Indeks LQ45 tercatat turun 11,20% sejak awal tahun hingga Senin (2/8).

Beberapa saham bahkan menjadi laggard (pemberat) IHSG sejak awal tahun. Saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) misalnya, terkoreksi 40,1% sejak awal tahun atau secara year-to-date. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, saham UNVR menjadi yang paling laggard secara ytd.

Kemudian, ada saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dengan koreksi hingga 30,2%, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan koreksi  10,3%, dan PT Astra International Tbk (ASII).

Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) juga menurun 10,3%, saham United Tractors Tbk (UNTR) yang terkoreksi 27,4%, dan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang terkoreksi 21,9% sejak awal tahun.

Baca Juga: IHSG menguat 0,44% ke 6.096 pada Senin (2/8)

Kepala Riset Henan Putihrai Sekuritas Robertus Yanuar Hardy memproyeksikan, sampai dengan bulan Oktober 2021, saham-saham dengan kapitalisasi besar (big caps) seperti saham perbankan, ASII, dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) masih akan menjadi sasaran jual para manajer investasi.

“Aksi ini untuk persiapan dana kas dalam menyambut sistem pembobotan IHSG yang baru, dan IPO GOTO yang diperkirakan dapat menjadi salah satu index mover,” terang Robertus kepada Kontan.co.id, Senin (2/8).

Sementara itu, pelemahan sejumlah saham consumer kelas kakap seperti UNVR, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) tidak terlepas dari sentimen yang menggelayuti, yakni adanya kenaikan dari harga komoditas seperti minyak sawit mentah atau CPO dan minyak mentah yang menjadi salah satu bahan baku beberapa produk.

Analis Erdikha Elit Sekuritas Regina Fawziah menyebut, kenaikan harga bahan baku dikhawatirkan akan meningkatkan  beban pokok penjualan atau cost of good sold (COGS). Komponen bahan baku berkontribusi cukup besar. Dia mencontohkan CPO dan minyak mentah menyumbang 83% dari beban pokok penjualan UNVR.

Baca Juga: Tiga indeks utama Wall Street menghijau di awal perdagangan Senin (2/8)




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×