kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45902,72   3,97   0.44%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham-saham kecil dan menengah ini menarik jadi alternatif


Kamis, 03 September 2020 / 20:00 WIB
Saham-saham kecil dan menengah ini menarik jadi alternatif
ILUSTRASI. Sejumlah saham kecil dan menengah masih mencatat kenaikan sejak awal tahun.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal tahun hingga penutupan perdagangan hari ini Kamis (3/9), saham-saham emiten kecil dan menengah yang tergabung dalam indeks Pefindo25 masih tertekan. Mengutip data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) Indeks Pefindo25 sudah tertekan hingga 17,82% secara year to date.

Asal tahu saja, indeks Pefindo25 adalah indeks yang mengukur kinerja harga saham dari 25 emiten kecil dan menengah yang memiliki kinerja keuangan yang baik dan likuiditas transaksi yang tinggi. 

Di antara saham-saham kecil dan menegah yang mayoritas tertekan sejak awal tahun, ada empat saham yang masih mencatatkan pertumbuhan. Empat saham tersebut adalah PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES), PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO), PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO), dan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR). 

Baca Juga: Beli emas Antam kurang menarik karena harga tinggi, potensi penurunan harga masih ada

Di antara empat saham itu, SMBR mengalami pertumbuhan yang paling signifikan, hingga 36,36% year to date (ytd) menjadi Rp 600. Setelahnya disusul SIDO yang terkerek 9,41% ytd menjadi Rp 1.395. Sementara untuk ACES naik 8,36% ytd menjadi Rp 1.620. Pertumbuhan paling mini dicatatkan oleh CLEO yang naik 2,97% ytd menjadi Rp 520. 

Analis Sucor Sekuritas mengamati, terkereknya harga keempat saham itu dipicu oleh berbagai katalis positif. ACES misalnya, terdorong kondisi fundamental yang solid dengan utang yang relatif rendah. Sehingga saham ACES masih bisa bertumbuh di tengah pandemi Covid-19. 

Sementara untuk CLEO, sahamnya yang tergolong dalam barang konsumen cenderung lebih defensif karena masih dibutuhkan oleh masyarakat. Oleh karenanya hal ini mempengaruhi pergerakan harga sahamnya. Hal serupa terjadi terhadap SIDO, sahamnya yang tergolong dalam sektor farmasi cenderung lebih dibutuhkan oleh masyarakat di tengah pandemi Covid-19. 

Adapun untuk SMBR, penguatan harga saham ditopang oleh pembangunan tol Sumatra Selatan-Bengkulu yang berpotensi mengerek pendapatan di kuartal IV tahun 2020.

Baca Juga: Porsi turnkey mengecil, rasio utang BUMN karya tetap naik




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×