Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada penutupan perdagangan Jumat (5/6), lima saham grup Lippo tercatat melesat hingga dua digit selama sepekan. Beberapa saham itu adalah PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK), PT First Media Tbk (KBLV), PT Multipolar Technology Tbk (MLPT), dan PT Multipolar Tbk (MLPL), dan PT Bank National Nobu Tbk (NOBU).
Adapun saham MLPT memimpin kenaikan tertinggi hingga 53,91% ke harga Rp 885. Setelahnya disusul oleh KBLV yang terkerek hingga 32,7% ke Rp 438. Saham NOBU juga terlihat naik 31,34% ke Rp 880. Adapun MLPL dan LPCK tercatat bertumbuh 24% dan 10,24% ke harga Rp 62 dan Rp 795.
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama menjelaskan, kenaikan harga yang dialami beberapa saham Grup Lippo itu didorong oleh harganya yang relatif murah. Untuk MLPT, menghijaunya harga saham terkerek sentimen pembagian dividen dalam waktu dekat ini. "Untuk MLPT memang dividend payout ratio-nya cukup besar secara historis," jelas Okie kepada Kontan.co.id, Sabtu (6/6).
Baca Juga: Emiten ritel Grup Lippo tidak membagikan dividen tahun 2019
Mengutip data dari RTI Business, MLPT memiliki dividend payout ratio yang tinggi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2019, dividend payout ratio mencapai 182,19%. Sementara di tahun 2018, dividend payout ratio MLPT mencapai 80,19%. Adapun tahun ini dividend payout ratio MLPT mencapai 181,76%.
Asal tahu saja, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan pada Selasa (2/6) menyepakati pembagian dividen Rp 133 per saham. Total dividen yang akan dibagikan Rp 249,38 miliar.
Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan laba bersih yang dikantongi sepanjang tahun 2019. Menilik laporan keuangannya, sepanjang tahun 2019 MLPT mengantongi laba bersih hingga Rp 137,27 miliar. Adapun hingga akhir tahun 2019, MLPT masih memiliki saldo laba belum dicadangkan hingga Rp 545,96 miliar.
Baca Juga: Multipolar (MLPT) bagi dividen dengan yield 16,22%, catat jadwalnya
Selain itu, dividend yield MLPT yang tinggi turut menopang penguatan sahamnya, walaupun dari sisi likuiditasnya saham MLPT sebenarnya kurang menarik. Asal tahu saja, jika menggunakan harga MLPT pada penutupan perdagangan Jumat (5/6) di Rp 885, maka dividend yield-nya mencapai 15,02%.
Adapun dari lima saham yang mengalami kenaikan harga, Okie mengamati hanya saham LPCK yang secara likuiditas masih patut dilirik. "Pola pembalikan arah dari bearish ke bullish juga sudah terlihat sejak Maret 2020," ungkap Okie lagi.
Dia menambahkan, selama LPCK masih terjaga di atas Rp 700, investor boleh mempertimbangkan buy on weakness dengan target harga Rp 850.
Baca Juga: Emiten Grup Lippo memacu ekosistem digital
Di sisi lain, lanjut Okie, empat saham lainnya secara likuiditas kurang menarik. Sehingga penguatannya hanya memanfaatkan momentum dan bersifat sementara. Dalam waktu dekat saham-saham tersebut berpotensi mengalami koreksi.
Tidak jauh berbeda, Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani juga cenderung menyarankan investor melirik saham LPCK. Meskipun selama sepekan ini kenaikan harganya paling tipis dibanding empat emiten lainnya, dari sisi likuiditas dan pergerakan sahamnya LPCK paling menarik.
"LPCK secara teknikal sudah membentuk tren naik sejak pertengahan Mei lalu dan terus berlanjut hingga saat ini," jelas ketika dihubungi Kontan.co.id, Minggu (7/6). Adapun ia cenderung merekomendasikan LPCK dengan target terdekat di harga Rp 865.
Jumat (5/6), harga saham LPCK menguat 4,61% ke Rp 795 per saham.
Baca Juga: Lepas REIT, LPKR terus tambah saham SILO dan LPCK
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News