Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Selain itu, dividend yield MLPT yang tinggi turut menopang penguatan sahamnya, walaupun dari sisi likuiditasnya saham MLPT sebenarnya kurang menarik. Asal tahu saja, jika menggunakan harga MLPT pada penutupan perdagangan Jumat (5/6) di Rp 885, maka dividend yield-nya mencapai 15,02%.
Adapun dari lima saham yang mengalami kenaikan harga, Okie mengamati hanya saham LPCK yang secara likuiditas masih patut dilirik. "Pola pembalikan arah dari bearish ke bullish juga sudah terlihat sejak Maret 2020," ungkap Okie lagi.
Dia menambahkan, selama LPCK masih terjaga di atas Rp 700, investor boleh mempertimbangkan buy on weakness dengan target harga Rp 850.
Baca Juga: Emiten Grup Lippo memacu ekosistem digital
Di sisi lain, lanjut Okie, empat saham lainnya secara likuiditas kurang menarik. Sehingga penguatannya hanya memanfaatkan momentum dan bersifat sementara. Dalam waktu dekat saham-saham tersebut berpotensi mengalami koreksi.
Tidak jauh berbeda, Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani juga cenderung menyarankan investor melirik saham LPCK. Meskipun selama sepekan ini kenaikan harganya paling tipis dibanding empat emiten lainnya, dari sisi likuiditas dan pergerakan sahamnya LPCK paling menarik.
"LPCK secara teknikal sudah membentuk tren naik sejak pertengahan Mei lalu dan terus berlanjut hingga saat ini," jelas ketika dihubungi Kontan.co.id, Minggu (7/6). Adapun ia cenderung merekomendasikan LPCK dengan target terdekat di harga Rp 865.
Jumat (5/6), harga saham LPCK menguat 4,61% ke Rp 795 per saham.
Baca Juga: Lepas REIT, LPKR terus tambah saham SILO dan LPCK
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News