Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Tidak jauh berbeda, Kepala Riset Kiwoom Sekuritas Indonesia Ike Widiawati juga merekomendasikan buy KLBF. Saham KLBF yang merupakan anggota indeks LQ45 dinilai memiliki tingkat likuditas yang lebih baik dibanding saham-saham farmasi lain.
Adapun untuk saat ini harga saham KLBF masih di bawah harga wajar yang berada di Rp 1.920 per saham. "Range beli bisa disesuaikan dengan toleransi risiko masing-masing investor. Bagi investor yang bersifat risk adverse mungkin bisa bersabar menunggu koreksi di level Rp 1.500-an," kata Ike kepada Kontan.co.id, Senin (11/1).
Sementara untuk saham-saham farmasi lain, Ike melihat potensi kenaikan masih ada. Hanya saja, sifatnya cenderung spekulatif dan berisiko. Dia menyarankan investor memperhatikan likuiditas dan juga harga saham yang sudah overvalued karena cenderung rentan untuk koreksi.
Baca Juga: Indeks keyakinan konsumen dan vaksin mengangkat IHSG melanjutkan penguatan
Senada dengan Wawan, Ike melihat lonjakan harga saham-saham farmasi terdorong oleh sentimen implementasi penggunaan vaksin yang sudah mendapat izin EUA dari BPOM. Adapun euforia terhadap sentimen terkait vaksin ini masih menjadi katalis yang kuat untuk sektor farmasi.
"Saya melihat saham di sektor farmasi kemungkinan masih memiliki potensi kenaikan 5% hingga 10% untuk short term. Akan tetapi, memang cenderung high risk dan bersifat spekulasi beli," pungkas dia.
Baca Juga: IHSG berpotensi melanjutkan penguatan pada Selasa (12/1), ini sederet sentimennya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News