Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Melihat kondisi ini, Wawan menyarankan investor untuk berhati-hati ketika akan masuk ke saham farmasi. Harus dipertimbangkan, ingin masuk saham tersebut dalam jangka pendek atau jangka panjang.
Untuk jangka pendek, Wawan bilang sangat mungkin investor melakukan aksi profit taking karena harganya sudah naik drastis. Bagi yang tertarik memanfaatkan momentum untuk trading, Wawan bilang investor perlu memiliki startegi yang jelas dalam buy, hold, maupun sell.
Sementara untuk jangka panjang, investor harus bisa memproyeksikan dampak vaksinasi terhadap pendapatan emiten. Investor perlu mencermati kemampuan perusahaan ke depan dalam meningkatkan pendapatan.
Adapun di antara saham-saham yang ada, Wawan mengungkapkan saham KLBF paling memiliki prospek positif. Menurutnya, selain karena kenaikan harganya yang tidak sesignifikan saham-saham lain, lini usaha KLBF yang lebih terdiversifikasi menjadi poin positif. Usaha yang terdiverisfikasi akan memberikan ketahanan di tengah pandemi Covid-19 yang masih membayangi.
Baca Juga: Kata epidemiolog terkait efikasi vaksin Covid-19 Sinovac yang hanya 65,3%
Oleh karenanya, investor disarankan buy dalam jangka panjang untuk KLBF. Akan tetapi, untuk target harganya Wawan menyebutkan masih akan menghitung ulang karena target tahun 2021 ini sudah hampir tercapai yakni Rp 1.800.
Asal tahu saja, saham KLBF naik cukup tinggi hari ini yakni 17,73% menjadi Rp 1.760. Adapun pada pergerakan hari ini sahamya sempat menyentuh Rp 1.835, berdasar catatan RTI Business, ini menjadi level tertinggi semenjak tiga tahun terakhir.
Baca Juga: Begini strategi investor kawakan di tengah masa pemulihan 2021