kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45907,02   3,68   0.41%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham pertambangan mendominasi top gainers 2016


Senin, 02 Januari 2017 / 07:54 WIB
Saham pertambangan mendominasi top gainers 2016


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Sepanjang 2016, saham emiten pertambangan mendominasi top gainers kelompok indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI).

ADRO memimpin top gainers LQ45 dengan kenaikan harga 229%. Saham berbasis pertambangan lainnya, seperti ANTM, PTBA, INCO, dan ELSA menyusul di urutan kedua hingga kelima top gainers LQ45 2016.

Untuk saham di luar LQ45, NIKL menjadi saham dengan kenaikan harga tertinggi, yakni 4.400%, disusul INAF, BRPT, SMBR dan DOID. Keadaan berbeda diperlihatkan saham yang sempat menjadi top gainers pada 2015.

Saham ini umumnya mencatatkan penurunan harga, seperti SRIL yang sempat menjadi top gainers LQ45 pada 2015. Sepanjang 2016, harga SRIL justru turun 40%. Bukan hanya SRIL, harga beberapa saham yang di 2015 menjadi top gainers juga menyusut pada akhir 2016, seperti AKRA, LPPF dan SSMS yang masing-masing menyusut, 16% 14% dan 28%.

Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee menilai, secara psikologis harga beberapa saham top gainers 2015 menyusut lantaran pasar memiliki kecenderungan untuk bergerak sesuai tema. Seperti saham infrastruktur dan konstruksi yang bergerak positif di 2015 lantaran janji pemerintah memperkuat kedua sektor.

Usai realisasi, harga saham cenderung stagnan. Kejadian serupa juga bakal terjadi pada sektor pertambangan di 2017. "Ada pengaruh secara psikologi dan fundamental, jika 2015 memiliki tema infrastruktur dan konstruksi, maka 2016 saham pertambangan dan CPO yang menguat," ungkap Hans.

Kebijakan pemerintah memberikan dampak positif terhadap pertambangan. Tak hanya itu, kenaikan harga komoditas membuat saham tambang melaju. Bahkan 70% saham mining mengalami pertumbuhan yang signifikan.

Meski kinerja emiten tambang masih berpotensi tumbuh di 2017, hal ini tidak serta merta membuat harga saham pertambangan menanjak. "Karena sahamnya sudah naik duluan, sebagai ekspektasi pasar," tutur Hans.

Saham pertambangan yang mungkin masih punya potensi naik adalah BUMI, lantaran penurunan saham ini terlalu besar sebelumnya. Tahun ini, kata Hans, saham infrastruktur dan konstruksi kemungkinan akan mendominasi top gainers karena emiten sektor ini beramai-ramai menambah modal untuk ekspansi.

Saham perbankan juga berpotensi naik. Analis Asjaya Indosurya William Surya Wijaya melihat bahwa saham top gainers 2015 yang turun ini lebih disebabkan rotasi. Nah, saat ini saham mining menjadi salah satu pilihan yang cukup menarik lantaran didorong harga komoditas.

"Bukan hanya euforia sesaat, saya rasa karena kenaikan terjadi selama setahun. Saham tambang harganya masih tahap konsolidasi," kata dia.

William menjagokan saham-saham infrastruktur, telekomunikasi, perbankan dan konsumer di 2017. Saham telekomunikasi akan bertumbuh seiring kemajuan teknologi. Dia merekomendasikan TLKM, EXCL dan ISAT.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×