kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Saham perbankan kembali adu digdaya


Minggu, 01 Juni 2014 / 19:47 WIB
Saham perbankan kembali adu digdaya
ILUSTRASI. Cara Ampuh Mencegah Kolesterol Tinggi


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Menjelang pertengahan tahun 2014, performa saham-saham sektor perbankan kembali berotot. Merujuk pada statistik Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (30/5), empat saham bank kembali masuk ke jajaran 10 dengan saham performa terbaik sejak awal 2014 alias year-to-date (YTD).

Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi saham bank dengan performa terbaik. Pada 2 Januari-30 Mei 2014, harga BBRI sudah naik 40,7% ytd ke level Rp 10.200 per saham.

Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) membuntuti BBRI di posisi kedua dalam daftar 10 saham penggerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tahun ini. Sejak awal tahun, harga BMRI sudah naik 29,6% ytd ke level Rp 10.175 per saham.

Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga turut masuk ke jajaran 10 saham penggerak IHSG di periode 2 Januari-30 Mei 2014. BBCA sudah naik 12,2% YTD ke harga Rp 10.775 per saham, sedangkan BBNI naik 20,9% ke level Rp 4.775 per saham.

Hans Kwee, Pengamat Pasar Modal menilai, performa saham empat bank besar tidak terlepas dari pertumbuhan kinerja keuangannya. Di kuartal I 2014, tiga dari empat bank tersebut memang masih bisa meraih pertumbuhan di atas 15%, meski penyaluran kredit sedikit melambat.

BBRI, misalnya, berhasil membukukan kenaikan laba bersih senilai 17,86% menjadi Rp 5,9 triliun di Januari-Maret 2014, dibandingkan periode sama 2013 yang tercatat Rp 5,01 triliun.

Pertumbuhan laba BBCA, bahkan, lebih tinggi, yaitu 26,7% year-on-year (yoy) menjadi Rp 3,7 triliun di tiga bulan pertama 2014. Pertumbuhan laba, salah satunya, ditopang oleh penyaluran kredit BCA yang naik 19,7% yoy menjadi Rp 317,2 triliun.

BBNI pun masih sanggup mendongkrak laba bersih 15,6% yoy menjadi Rp 2,39 triliun di Januari-Maret 2014. Kenaikan laba BBNI banyak ditopang oleh pendapatan bunga bersih 23,2% yoy menjadi Rp 5,29 triliun.

Hanya BMRI yang pertumbuhan laba bersihnya di bawah 15%. Di kuartal I 2014, laba bersih BMRI naik 14,5% yoy menjadi Rp 4,9 triliun, dibandingkan periode sama tahun lalu yang Rp 4,3 triliun.

"Di tengah kian ketatnya likuiditas, pertumbuhan laba empat bank ini menjadi salah satu poin positif di mata investor," kata Hans. Faktor pendongkrak saham bank tentu saja bukan hanya dari kinerja keuangan semata.

Hans bilang, faktor lain yang menentukan tentunya proyeksi investor, terutama asing, terhadap kondisi ekonomi maupun sosial politik Indonesia. Investor asing cenderung optimistis akan hadirnya perbaikan ekonomi terutama setelah pilpres 9 Juli mendatang.

Hal ini secara langsung berimbas pada kenaikan empat saham sektor bank seperti terjadi belakangan ini. "Asing menyukai saham bank karena likuiditasnya paling bagus," terang Hans.

Namun, secara umum, emiten sektor bank sejatinya sedang mengalami tekanan. Tjandra Lienandjaja, Analis Mandiri Sekuritas dalam riset per 26 Mei 2014 menyatakan, penyaluran kredit bank melambat menjadi hanya tumbuh 19,5% yoy di kuartal I 2014.

Ini adalah untuk pertama kalinya pertumbuhan penyaluran kredit bank berada di bawah 20% sejak Agustus 2010. Di sisi lain, rasio kredit macet bank juga naik menjadi 2% di Maret 2014, dibandingkan Desember 2013 yang masih 1,77%.

Sebaliknya, margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) bank di Maret justru turun menjadi 4,3% dari Desember yang 5,4%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×