kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.088.000   -7.000   -0,33%
  • USD/IDR 16.454   -32,00   -0,19%
  • IDX 7.748   48,90   0,64%
  • KOMPAS100 1.084   7,66   0,71%
  • LQ45 795   12,72   1,63%
  • ISSI 264   -0,60   -0,23%
  • IDX30 412   5,94   1,46%
  • IDXHIDIV20 479   6,52   1,38%
  • IDX80 120   1,51   1,27%
  • IDXV30 131   2,38   1,84%
  • IDXQ30 133   1,53   1,16%

Saham Orang Terkaya Indonesia Mulai Naik Usai Sebulan Melemah, Saatnya Beli / Jual?


Jumat, 12 September 2025 / 07:28 WIB
Saham Orang Terkaya Indonesia Mulai Naik Usai Sebulan Melemah, Saatnya Beli / Jual?
ILUSTRASI. Saham Orang Terkaya Indonesia Mulai Naik Usai Sebulan Melemah, Saatnya Beli / Jual?


Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga salah satu saham milik orang terkaya Indonesia Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) mulai naik pada Kamis 11 September 2025 setelah dalam tren melemah sebulan terakhir. Apakah saham TPIA ini layak dikoleksi atau saatnya jual?

Prajogo Pangestu adalah orang terkaya Indonesia dengan kekayaan US$ 31,9 miliar menurut Bloomberg Billioner Index September 2025. Jumlah tersebut jauh di atas orang terkaya kedua di Indonesia Low Tuck Kwong, pemilik Bayan Grup dengan kekayaan US$ 25 miliar.

Saham TPIA pada perdagangan Kamis 11 September 2025 ditutup di level 7.800, naik 225 poin atau 2,97%. Kenaikan harga saham TPIA ini menghentikan tren penurunan yang terjadi selama sebulan terakhir. Sebulan terakhir, harga saham TPIA turun 1.150 poin atau 12,85%.

Baca Juga: Resmi Dirilis, Kapan iBox Jual iPhone 17 di Indonesia? Cek Juga Harga iPhone 16

Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia Muhammad Wafi merekomendasikan hold saham TPIA.  Wafi melihat prospek TPIA masih cerah, didukung oleh upaya ekspansi ini dan permintaan petrokimia global yang berangsur pulih.

Dengan catatan, TPIA mesti berhati-hati menghadapi tantangan volatilitas harga bahan baku naphta dan potensi pelemahan permintaan global akibat ekonomi dunia yang melemah. “Jadi secara jangka pendek bisa fluktuatif, tapi secara jangka panjang tetap punya growth story,” kata Wafi saat dihubungi Kontan, Kamis (11/9/2025).

Terlebih lagi, TPIA terus melanjutkan ekspansi. Ekspansi ini dapat berbuah positif bagi fundamental perusahaan sang induk, yakni TPIA. Sebab, pabrik ini mampu menambah kapasitas dan mendiversifikasi produk TPIA.

“Target ekspor bikin ada tambahan devisa sekitar Rp 5 triliun juga bisa berkontribusi pada kestabilan revenue, tidak cuma bergantung pada produk petrokimia,” jelas Wafi 

Baca Juga: Ucapan Di Podcast Viral, Keponakan Prabowo, Rahayu Saraswati Mundur Dari DPR

 Ekspansi TPIA

Baru-baru ini, manajemen TPIA melaporkan perkembangan pembangunan pabrik chlor alkali dan ethylene dichloride (CA-EDC) mencapai 33%.  Pabrik bahan kimia yang terletak di Cilegon, Banten, ini dibangun melalui anak usaha TPIA, yakni PT Chandra Asri Alkali.

Presiden Direktur sekaligus CEO Chandra Asri Group Erwin Ciputra menjelaskan, pembangunan pabrik ini meliputi perataan lahan, pemadatan tanah, dan persiapan konstruksi fasilitas jetty. Upaya ini menurutnya menegaskan komitmen TPIA untuk mendukung program hilirisasi nasional.

"Dengan hadirnya pabrik CA-EDC ini, kami berharap dapat memperkuat posisi Indonesia di pasar Asia Tenggara serta menciptakan nilai tambah ekonomi yang berkelanjutan di Indonesia,” ujar Erwin dalam keterangan resmi, Senin (8/9/2025).

Lebih lanjut Erwin menjelaskan, proyek ini memasuki fase pertama yang mencakup pembangunan pabrik dengan kapasitas produksi 400.000 ton soda kaustik padat per tahun. Jumlah itu setara dengan 827.000 ton dalam bentuk cair.

Selain itu, pabrik ini juga memiliki kapasitas produksi 500.000 ton ethylene dichloride.

Fase kedua, lanjut Erwin, akan berfokus pada peningkatan kapasitas produksi klor alkali serta pengembangan produk turunan berbasis klorin.

“Saat ini, studi kelayakan sedang dilakukan untuk mengevaluasi potensi hilirisasi yang dapat menciptakan nilai tambah lebih besar, meningkatkan efisiensi, dan memperkuat rantai nilai industri kimia di dalam negeri,” urai Erwin.

Adapun, produksi ethylene dichloride ditargetkan untuk pasar ekspor dengan potensi devisa hingga Rp 5 triliun per tahun. Selain itu, Erwin bilang, substitusi impor soda kaustik diproyeksikan mampu memberikan penghematan hingga Rp 4,9 triliun per tahun.

Tonton: Pasokan BBM Terganggu, bp AKR Evaluasi Ekspansi Pembukaan SPBU Baru

Kinerja TPIA 2015

Berikut kinerja keuangan TPIA semester I-2025:

  • TPIA mampu membalik kerugian US$ 46,62 juta yang dicetak pada semester I-2024 menjadi laba bersih US$ 1,61 miliar.
  • Pendapatan naik signifikan dari US$ 866,49 juta menjadi US$ 2,92 miliar di semester I-2025,
  • Beban pokok pendapatan secara signifikan, dari US$ 853,64 juta menjadi US$ 3,02 miliar.

Selanjutnya: Infinix Note 50 Tawarkan Performa Tangguh Berpadu dengan Pengisian Super Cepat

Menarik Dibaca: Infinix Note 50 Tawarkan Performa Tangguh Berpadu dengan Pengisian Super Cepat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×