Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) tengah dipantau oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
Melansir pengumuman tanggal 21 Maret 2025, BEI menginformasikan adanya indikasi pola transaksi yang tidak wajar pada saham MIKA yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity).
“Pengumuman Unusual Market Activity (UMA) tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal,” ujar pengumuman tersebut.
Melansir RTI, saham MIKA saat ini ada di level Rp 2.140 per saham. Selama satu pekan, saham MIKA sudah turun 9,70%. Harganya juga sudah turun 15,75% sejak awal tahun alias year to date (YTD).
Baca Juga: Saham Mitra Keluarga (MIKA) Masuk Radar UMA di BEI, Begini Kata Manajemen
Sebagai informasi, sebelumnya Bursa pernah mengumumkan adanya UMA atas perdagangan saham MIKA pada tanggal 20 Desember 2024.
Informasi terakhir mengenai Perusahaan Tercatat adalah informasi tanggal 7 Maret 2025 yang dipublikasikan melalui website PT Bursa Efek Indonesia (Bursa) perihal laporan bulanan registrasi pemegang efek.
Head of Investor Relations MIKA Aditya Widjaja mengatakan, perseroan saat ini tidak ada dan belum ada rencana untuk melakukan aksi korporasi yang dianggap bisa menyebabkan volatilitas pergerakan saham.
“Pergerakan saham beberapa hari terakhir merupakan murni transaksi pasar dan tidak ada intervensi perseroan untuk hal tersebut,” ujarnya kepada Kontan, Senin (24/3).
Investment Advisor Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis melihat, masuknya MIKA ke dalam radar UMA karena terjadinya pola transaksi yang tidak wajar atau di luar kebiasaan.
Namun, penetapan status UMA tidak otomatis mengarah pada suspensi perdagangan saham. Pastinya, BEI juga akan terus memantau aktivitas perdagangan saham MIKA dan meminta konfirmasi dari manajemen perusahaan.
“Jika ditemukan indikasi pelanggaran atau aktivitas yang merugikan investor, BEI dapat mempertimbangkan tindakan lebih lanjut, termasuk suspensi,” ungkapnya kepada Kontan, Senin (24/3).
Hingga kuartal III 2024, MIKA mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp 3,61 triliun, meningkat dari Rp 3,15 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Laba bersih perusahaan juga menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Baca Juga: Pola Transaksi Tak Wajar, Saham Mitra Keluarga Karyasehat (MIKA) Dipantau BEI
Kinerja positif tersebut dilihat Alrich dapat terus berlanjut, khususnya pada tahun 2025. Sebab, MIKA menargetkan pertumbuhan pendapatan dua digit tahun ini, didorong oleh peningkatan volume pasien, kenaikan tarif rata-rata, dan intensitas layanan.
Marjin EBITDA juga diperkirakan meningkat seiring dengan inisiatif efisiensi biaya yang diterapkan.
“Selain itu, rencana ekspansi dan inovasi layanan diharapkan dapat memperkuat posisi MIKA di sektor kesehatan,” ungkapnya.
Meskipun demikian, secara teknikal MIKA belum cukup menarik, karena saat ini sedang memasuki fase strong bearish pasca breaklow support di level Rp 2.300 per saham. Pergerakannya saat ini ada di level support Rp 2.050 per saham dan resistance Rp 2.300 per saham.
“Sebaiknya wait and see terlebih dulu,” tuturnya.
Investment Analyst Edvisor Profina Visindo Indy Naila, melihat, MIKA masuk ke dalam radar UMA BEI karena pola transaksi yang tidak wajar.
Namun, investor juga harus memantau keadaan kinerja perusahaan. “Kinerja keuangan MIKA dinilai prospeknya masih akan cukup baik dengan rencana ekspansi yang diharapkan dapat optimal,” katanya kepada Kontan, Senin (24/3).
Indy pun merekomendasikan trading buy untuk MIKA dengan target harga Rp 2.500 per saham.
Selanjutnya: Jadwal Buka Puasa Bima Hari Senin, 24 Maret 2025, Resmi dari Kemenag RI
Menarik Dibaca: Vitamin yang Harus Dihindari Penderita Asam Urat, Ini Daftarnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News