Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Kustodian Sentral Efek Indonesia telah menerbitkan izin efektif bagi tiga reksadana saham baru. Izin efektif dua reksadana diterbikan pada 27 Februari 2015. Dua produk tersebut adalah Danareksa Mawar Ekuitas Plus dan Syailendra Dana Ekuitas Plus. Izin efektif satu produk lagi diterbitkan pada 2 Maret 2015 yakni Ashmore Dana USD Nusantara.
Managing Director PT Syailendra Capital, Roy Himawan mengatakan Syailendra Dana Ekuitas Plus merupakan produk yang khusus ditawarkan bagi investor institusi. Produk ini mengusung strategi portofolio bertumpu pada saham-saham LQ45. “Porsi saham LQ45 sebesar 80% dari total aset dasar efek saham. Sisanya bisa kita mixed sahamnya,” ungkap Roy.
Ia memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir 2015 nanti bisa ke level 6.000. Sehingga diharapkan LQ45 bakal menyumbang kenaikan IHSG tersebut mengingat saham kelompok ini merupakan saham yang paling likuid.
Dengan hitungan tersebut Roy berharap Syailendra Dana Ekuitas Plus bisa mendapat return (imbal hasil) sekitar 25% pada akhir tahun 2015. “IHSG bisa naik 10% lagi dari posisinya sekarang. Harusnya kita bisa dapat 25% jika asumsi kenaikan IHSG tersebut benar,” ungkap Roy.
Ia juga menargetkan dana kelolaan Syailendra Dana Ekuitas Plus sebesar Rp 500 miliar pada akhir tahun ini. Roy menambahkan reksadana ini akan diluncurkan pada awal April mendatang.
“Awal tahun ini kami telah menurunkan minimum investasi 3 produk kami sebelumnya supaya lebih ritel, yaitu Syailendra Opportunity Fund, Syailendra Indo Balanced Fund dan Syailendra MidCap Alpha Fund. Masing-masing kami turunkan dari Rp 10 juta menjadi hanya Rp 100.000,” ujar Roy.
Analis Infovesta Utama Edbert Suryajaya mengatakan strategi portofolio merupakan salah satu teknik penjualan reksadana baru yang cukup ampuh menarik investor. Pasalnya menurut dia kinerja reksadana dapat tergambar dari pemilihan strategi portfolio apakah sudah sesuai dengan kondisi pasar saat ini. “Di samping itu, setiap strategi portofolio punya peminatnya masing-masing,” papar Edbert.
Sementara menurutnya strategi portofolio dengan mayoritas ditempatkan pada efek LQ45 kinerjanya akan mengikuti kinerja IHSG. “Jika IHSG naik maka saham yang naik duluan adalah saham LQ45. Begitu pun saat IHSG terkoreksi,” papar Edbert.
Sementara Direktur Utama PT Danareksa Investment Management, Prihatmo Hari belum mau bercerita banyak terkait recana peluncuran produk Danareksa Mawar Ekuitas Plus. “Rencana diluncurkan pada Maret ini juga. Saat ini tahapannya masih dalam penghimpunan dana investpr untuk dana kelolaan awal Danareksa Mawar Ekuitas Plus,” ujar Hari.
PT Ashmore Asset Management juga masih menyimpan rapat informasi penerbitan Ashmore Dana USD Nusantara. “Sedang menunggu penyelesaian kerja sama dengan beberapa bank,” ujar Arief Wana, Direktur Ashmore Asset Management.
Mengutip lama resmi Infovesta Utama, indeks reksadana saham sejak akhir tahun 2014 hingga 5 Maret 2015 sebesar 2,47%. Infovesta Utama memprediksi indeks tersebut bisa sekitar 14% pada akhir tahun 2014.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News