kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Saham MDLN menghijau usai stock split, kenapa?


Rabu, 04 Desember 2013 / 16:56 WIB
Saham MDLN menghijau usai stock split, kenapa?
ILUSTRASI. Kesemek, buah yang membantu menurunkan kolesterol.


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Belakangan ini ada beberapa emiten yang melakukan pemecahan nilai nominal saham atau stock split. Salah satu diantaranya adalah, PT Modernland Realty Tbk (MDLN) yang melakukan stock split dengan rasio pemecahan 1:2.

Meski ada kecenderungan penurunan harga karena efek oversupply pasca stock split, namun saham MDLN justru ditutup menguat ke level Rp 390 per saham pada awal perdagangan dengan nilai nominal baru, tepatnya pada 13 November.

Tren menghijaunya saham MDLN terus berlanjut hingga beberapa hari setelahnya. Baru hari ini saja saham MDLN ditutup melemah 5 poin ke level Rp 410 per saham.

Namun, Reza Nugraha, analis MNC Securities bilang, tren saham MDLN yang secara umum selalu menghijau itu bukan karena buah hasil stock split. "Tapi, itu karena sentimen laporan keuangan saja," imbuhnya, (4/11).

Tujuan dari stock split adalah untuk meningkatkan likuiditas. Tapi, tanpa adanya penunjang lain seperti jumlah investor misalnya, maka dampak dari stock split itu menjadi kurang signifikan. Sementara, jumlah pemain di bursa saham saat ini juga perkembangannya tidak banyak.

Kalau memang penguatan suatu saham disebabkan karena stock split, seharusnya penguatannya juga diikuti dengan meningkatnya volume perdagangan saham yang bersangkutan, dalam hal ini saham MDLN.

Tapi, volume perdagangan saham MDLN pasca stock split justru tidak jauh berbeda dengan volume perdagangan sebelum stock split dilakukan.

Seperti pada perdagangan pada tanggal 8 November misalnya. Saat itu, saham MDLN ditutup menguat 10 poin ke level Rp 800 per saham dengan volume transaksi sebanyak 6,77 juta lot.

Lalu, bandingkan dengan transaksi pada tanggal 20 November ketika saham MDLN ditutup menguat 5 poin ke level 400. Saat itu, volume perdagangannya hanya 4,75 juta lot.

"Pengaruhnya ke likuiditas ada tapi tidak signifikan. Contohnya bisa lihat saham ASII yang setelah di stock split 1:10 seharusnya menjadi Rp 7.000 per saham, tapi sekarang malah Rp 6.250 per saham. Jadi, pergerakannya memang lebih dipengaruhi oleh sentimen," jelas Reza kepada KONTAN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×