kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Saham Malaysia Airlines jeblok, bursa Asia merah


Senin, 10 Maret 2014 / 08:53 WIB
Saham Malaysia Airlines jeblok, bursa Asia merah
ILUSTRASI. Hindari Panik, Ini Lho Cara Mudah Mematikan Bunyi Alarm Token Listrik di Rumah


Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

TOKYO. Mayoritas saham yang diperdagangkan di bursa Asia pagi ini (10/3) dilanda aksi jual. Mengutip data Bloomberg, pada pukul 10.07 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,6% menjadi 138,36.

Pada pekan lalu, indeks acuan di kawasan regional ini berhasil mencatatkan kenaikan mingguan untuk pekan keempat.

Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi bursa Asia. Beberapa di antaranya yakni: Fortescue Metals Group Ltd yang turun 8,9% di Sydney, BHP Billiton Ltd turun 3,4% di Sydney, dan Malaysia Airline System Bhd anjlok 12% di Kuala Lumpur.

Bursa Asia pagi ini memang dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Selain penurunan saham maskapai Malaysia Airlines akibat hilangnya salah satu pesawat jenis Boeing  777 pada Sabtu akhir pekan lalu, penurunan tingkat ekspor China juga menjadi salah satu sebab utamanya.

Asal tahu saja, Tingkat ekspor China mencatatkan penurunan terbesar sejak krisis finansial global melanda dunia. Berdasarkan data yang dirilis pemerintah China kemarin (9/3), tingkat pengiriman barang ke luar negeri pada Februari anjlok 18,1% dibanding tahun sebelumnya. Angka tersebut jauh di bawah estimasi 45 ekonom yang disurvei Bloomberg yang mematok kenaikan sebesar 7,5%.

Ada pula sentimen lain berupa perlambatan ekonomi Jepang yang melebihi ekspektasi ekonom.

"Tingkat ekspor China yang merosot dalam akan memberatkan sensitifitas bursa saham. Situasi di Ukraina juga menjadi faktor yang melatarbelakangi langkah hati-hati trader pada saat ini," jelas Ric Spooner, chief market analyst CMC Markets di Sydney. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×