kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham lapis kedua dan ketiga menghijau saat IHSG jatuh, ini kata analis


Selasa, 21 April 2020 / 15:20 WIB
Saham lapis kedua dan ketiga menghijau saat IHSG jatuh, ini kata analis
ILUSTRASI. Petugas kebersihan membersihkan logo IDX di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (20/4).


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Di tengah penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang tahun ini, saham-saham di lapis dua dan tiga justru unjuk gigi.

Misalkan saja PT Siantar Top Tbk (STTP) yang menghijau 135,6% sepanjang tahun, PT Metro Healthcare Indonesia Tbk (CARE) yang naik 197,1% sejak melantai bulan lalu dan PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) yang naik 13,4% sepanjang tahun per Senin (20/4).

Saham lapis dua dan tiga biasa digunakan untuk menyebutkan saham-saham dengan likuiditas dan nilai kapitalisasi pasar kecil. Dalam hal ini STTP memiliki kapitalisasi pasar Rp 14 triliun, CARE Rp 10 triliun dan DNET Rp 49 triliun.

Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan, mengatakan, kenaikan saham-saham lapis dua dan tiga bisa dipengaruhi oleh dua hal yaitu sentimen sektoral dan likuiditas yang kecil.

Baca Juga: IHSG ditutup melorot 1,90% ke 4.489 pada akhir perdagangan sesi I hari ini

Namun, melihat data top leaders milik Bursa Efek Indonesia (BEI) kenaikan lebih disebabkan oleh sentimen sektoral.

Sebagai contoh, Alfred berpendapat kenaikan saham PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) pada data per Senin (20/4) naik 10,6% year to date (sejak awal tahun) disebabkan oleh sentimen positif dari sektor telekomunikasi dan turunannya.

“TOWR juga masih ekspansi. Akhir tahun kemarin akuisisi, awal tahun ini juga kembali akuisisi. Ekspansi seperti ini yang dilihat pasar masih cukup oke. Apalagi di sektor telekomunikasi relatif solid di kondisi seperti ini, ini yang membuat sektor turunannya cukup kuat,” jelas Alfred kepada Kontan, Selasa (21/4).

Sedangkan likuiditas yang kecil sangat memengaruhi pergerakan harga saham lapis dua dan tiga. Saat permintaan  dengan volume kecil saja, harga bisa bereaksi besar juga.

Begitu pula sebaliknya, saat investor melepas volume kecil saja, harga bisa langsung turun.  Sedangkan saham bluechips atau yang berkapitalisasi besar akan sulit bergerak apabila ada permintaan dengan volume yang kecil.

Baca Juga: IHSG diprediksi melemah, ini rekomendasi saham untuk perdagangan Selasa (21/4)

Dus, Alfred mengatakan, apabila  tertarik untuk memilih saham di lapis dua dan tiga, investor harus jeli melihat kondisi fundamental.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×