Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Di tengah pasar modal yang koreksi, ada juga manajer investasi yang justru melihat saat ini sebagai kesempatan mengakumulasi aset dasar di harga murah. Cara ini sekaligus menghindari kerugian yang lebih besar jika koreksi pasar modal masih berlanjut.
Salah satunya adalah AAA Asset Management. Head of Investment AAA Asset Management Siswa Rizali mengatakan, pihaknya masih bersikap netral pada pasar saham, namun optimistis terhadap pasar surat utang negara (SUN).
Pada pasar saham, reksadana AAA Asset Management mulai mengoleksi sejumlah saham dari sektor konsumer, perbankan dan semen. "Seperti SIDO, BDMN dan BTPN," papar Rizali.
Menurutnya valuasi harga saham-saham tersebut relatif sudah murah. Dus, penempatan dana kelolaan reksadana di aset dasar saham masih agresif. Menurut Rizali, sebelum pasar terkoreksi cukup dalam, porsi efek saham sebesar 85% dari dana kelolaan. Sedangkan saat ini porsinya sudah sekitar 90%.
"Porsi efek saham naik hanya karena kami melihat valuasi sejumlah saham sudah murah. Tapi secara umum, sikap kami masih netral pada pasar saham," ujar Rizali.
Hal ini serupa juga diterapkan pada reksadana campuran yang dikelola oleh AAA Asset Management. Bedanya di reksadana ini, porsi efek SUN yang ditingkatkan. Ia optimistis, karena tingkat yield SUN Indonesia relatif tinggi dibandingkan fundamental ekonomi.
Menurutnya, jika investor domestik lebih banyak masuk ke SUN, maka hal tersebut bisa mengurangi risiko volatilitas pasar SUN karena saat ini porsi asing sangat besar. "Saat ini kami kembali mengakumulasi beli SUN tenor panjang antara 10 tahun hingga 20 tahun untuk reksadana campuran dan pendapatan tetap," tambah Rizal.
Porsi efek obligasi pada reksadana campuran juga naik dari sebelumnya hanya 20% kini menjadi 35%. Adapun porsi saham, saat ini sekitar 50% dan sisanya di efek pasar uang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News