Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Reksadana saham kesohor sebagai instrumen investasi agresif. Apalagi, dengan strategi pengelolaan portofolio tertentu, produk ini bisa menjadi instrumen yang tingkat agresivitasnya di atas rata-rata.
PT Panin Asset Management adalah salah satu manajer investasi yang memiliki racikan reksadana saham lebih agresif dibandingkan reksadana saham pada umumnya. Produk yang meluncur sejak 13 Juni 2014 itu dinamakan Panin Dana Ultima.
Reksadana tersebut berinvestasi maksimal pada 25 efek saham. Direktur Panin Asset Management Ridwan Soetedja menyebut, Panin Dana Ultima dirancang sebagai reksadana high conviction. Artinya, ada kriteria yang ketat dalam pemilihan aset dasar. "Sehingga kami ingin pemilihannya hanya fokus pada 25 saham yang masuk kriteria," ujarnya.
Sayang, Ridwan enggan merinci kriteria-kriteria yang diterapkan. Ia cuma bilang, 25 efek saham itu sudah melewati analisis fundamental perusahaan yang layak investasi.
Katanya, sekitar 55%-65% dana kelolaan Panin Dana Ultima akan diputar pada 10 saham pilihan. "Sehingga tingkat risikonya lebih agresif. Meski, acuan ini bersifat fleksibel mengikuti pergerakan pasar," jelas Ridwan.
Misalnya, di tengah koreksi pasar saham saat ini, Panin cenderung bersifat defensif mengelola reksadana Panin Dana Ultima. Sifat defensif tersebut diaplikasikan dengan memperbesar porsi efek pasar uang. Saat ini, porsi pasar uang sekitar 16% dari dana kelolaan. Padahal sebelum pasar koreksi, porsi efek pasar uang pada produk ini di bawah 10%.
Proyeksi Ridwan, perekonomian Indonesia di kuartal kedua tahun ini masih berat, sehingga pihaknya harus lebih hati-hati.
Dengan strategi investasi yang diusung Panin Dana Ultima, Ridwan mengingatkan, investor harus menyadari tingkat risiko produk ini jauh lebih tinggi ketimbang reksadana saham lain.
Sehingga, produk ini lebih cocok bagi investor dengan tingkat profil risiko yang lebih agresif. "Namun dengan pengelolaan tepat, kami yakin kinerja jangka panjang bisa mengungguli indeks," klaimnya.
Per Jumat (19/6), nilai aktiva bersih per unit penyertaan (NAB/UP) Panin Dana Ultima senilai Rp 1.022,85. Artinya, sejak terbit, produk ini menorehkan imbal hasil (return) sebesar 2,28%. Ridwan menargetkan, hingga akhir 2015, return produk ini mencapai 5% di atas kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG).
Adapun, total dana kelolaan Panin Dana Ultima per akhir Mei lalu mencapai Rp 1,52 triliun. Ridwan membidik, jumlah kelolaan tersebtu bisa meningkat sekitar 19% menjadi Rp 1,8 triliun hingga tutup tahun ini. Meski pun baru meluncur setahun, dana kelolaan Panin Dana Ultima menempati urutan kedua reksadana dengan jumlah dana kelolaan tertinggi di Panin Asset Management.
Investor bisa mengoleksi reksadana Panin Dana Ultima dengan merogoh minimal Rp 100.000. Panin mengutip biaya pembelian (subscription) maksimal 4%. Sedangkan biaya penjualan kembali (redemption) sebesar 0,5%.
Analis Infovesta Utama, Edbert Suryajaya menilai, kebijakan investasi ypada Panin Dana Ultima memiliki keunggulan dan risiko tersendiri. Menurutnya, dengan hanya memilih 25 efek saham, manajer investasi bisa lebih fokus pada pergerakan saham tertentu. "MI akan lebih cepat menangkap momentum, karena saham yang dipantau jumlahnya sedikit. Berpotensi mendapat return tinggi," paparnya.
Namun, di sisi lain, dengan pemilihan emiten yang sedikit, ada risiko diversifikasi. Dikhawatirkan saat pasar terkoreksi, kinerja produk tersebut langsung ikut jeblok.
Berbeda jika portofolionya diisi banyak saham. Lebih besar peluang untuk mengurangi risiko koreksi pasar. "Jadi, kunci kinerja reksadana ini terletak pada screening 25 emiten tersebut," imbuh Edbert.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News