Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli
Meski Kalbe Farma belum bisa mengimpor vaksin pada 2021, Rendy masih melihat prospek positif pada bisnis emiten ini. Ia memprediksi, kinerja Kalbe Farma ke depannya bakal terdorong pemulihan peforma pada segmen obat resep.
Sebagaimana diketahui, pada tahun ini, penjualan segmen obat resep cenderung turun seiring dengan penurunan volume pasien di rumah sakit. "Dengan meningkatnya aktivitas masyarakat ke depan, saya memperkirakan segmen ini akan mampu mencatatkan pertumbuhan positif pada 2021," ucap Rendy.
Selain itu, ia memperkirakan, permintaan produk untuk segmen produk kesehatan dan nutrisi juga akan tetap tinggi seiring dengan pandemi Covid-19 yang masih berlanjut. Ia masih merekomendasikan buy KLBF dengan target harga Rp 1.850 per saham.
Baca Juga: Pasar modal syariah prospektif, simak saham pilihan BRI Danareksa Sekuritas
Mengutip laporan keuangannya, Kalbe Farma mengantongi pendapatan bersih sebesar Rp 17,10 triliun sepanjang sembilan bulan pertama 2020 atau naik 1,6% secara tahunan. Kenaikan pendapatan KLBF ditopang oleh peningkatan penjualan segmen produk kesehatan, nutrisi, dan distribusi logistik.
Sebaliknya, segmen obat resep justru mengalami penurunan. Per kuartal III-2020, penjualan segmen ini terkikis 3,33% year on year menjadi Rp 3,77 triliun.
Selanjutnya: Prospek pasar modal syariah cerah, simak saham-saham pilihan BRI Danareksa Sekuritas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News