kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.956.000   25.000   1,29%
  • USD/IDR 16.555   -90,00   -0,55%
  • IDX 6.926   28,03   0,41%
  • KOMPAS100 1.005   3,86   0,39%
  • LQ45 777   2,30   0,30%
  • ISSI 221   0,99   0,45%
  • IDX30 403   1,61   0,40%
  • IDXHIDIV20 475   0,87   0,18%
  • IDX80 113   0,26   0,23%
  • IDXV30 115   0,38   0,33%
  • IDXQ30 131   -0,13   -0,10%

Saham JATI dan KRYA Disuspensi Bursa, Simak Prospeknya


Rabu, 07 Mei 2025 / 14:52 WIB
Saham JATI dan KRYA Disuspensi Bursa, Simak Prospeknya
ILUSTRASI. Saham PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA) dan PT Informasi Teknologi Indonesia Tbk (JATI) disuspensi BEI mulai perdagangan Rabu (7/5).? KONTAN/Cheppy A. Muchlis/01/05/2025


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA) dan PT Informasi Teknologi Indonesia Tbk (JATI) disuspensi Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai perdagangan hari ini, Rabu (7/5).

Melansir pengumuman di laman BEI tanggal 6 Mei, suspensi saham dilakukan lantaran terjadi peningkatan harga kumulatif saham KRYA dan JATI.

“Dalam rangka cooling down sebagai bentuk perlindungan bagi Investor, PT Bursa Efek Indonesia memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham KRYA dan JATI pada tanggal 7 Mei 2025,” ujar Bursa dalam pengumuman tersebut.

Penghentian sementara perdagangan saham KRYA dan JATI tersebut dilakukan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai.

Baca Juga: Harga Saham Melonjak Tajam, BEI Suspensi KRYA dan JATI Mulai Hari Ini

Tujuannya, untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham KRYA dan JATI. 

“Para pihak yang berkepentingan diharapkan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perseroan,” kata Bursa.

Melansir RTI, saham KRYA sudah naik 73,75% dalam sepekan terakhir dan terbang 135,59% dalam sebulan terakhir. Harga saham KRYA sempat naik 26,98% pada perdagangan 29 April 2025 dan terbang lagi 33,65% pada 6 Mei 2025.

Dalam keterbukaan informasi tanggal 5 Mei, KRYA memberikan penjelasan terkait peningkatan signifikan saham perseroan pada perdagangan 29 April. 

Direktur Utama PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk Dharmo Budiono mengatakan, aktivitas transaksi di hari itu juga meningkat menjadi sebanyak 77.046.600 saham, dengan frekuensi 4.105 kali dibandingkan hari bursa sebelumnya sebanyak 3.681.800 saham dengan frekuensi 271 kali.

Meskipun begitu, KRYA mengaku tidak mengetahui adanya informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi nilai efek perseroan atau keputusan investasi pemodal.

“Perseroan menyatakan bahwa tidak ada informasi/fakta/kejadian penting lainnya yang material dan dapat mempengaruhi harga efek Perseroan serta kelangsungan Perseroan yang belum diungkapkan kepada publik,” ujar Dharmo dalam keterbukaan informasi tersebut.

Bangun Karya Perkasa Jaya juga mengaku belum memiliki rencana terkait tindakan aksi korporasi dalam waktu dekat, termasuk yang akan berakibat terhadap pencatatan saham di Bursa paling tidak dalam 3 bulan mendatang.

“Berdasarkan keterangan dari pemegang saham utama KRYA, tidak terdapat rencana perubahan sehubungan dengan kepemilikan saham di perseroan,” paparnya.

Di sisi lain, JATI juga mengaku tidak memiliki atau tidak mengetahui adanya informasi/fakta material yang dapat mempengaruhi nilai efek. Namun, perseroan memiliki rencana aksi korporasi dalam waktu dekat.

Baca Juga: Bersiap, BEI Buka Suspensi Saham PGJO dan AREA Mulai Hari Ini (6/5)

“Perseroan memiliki rencana untuk melakukan RUPSLB penambahan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KLBI) kode 82200 yaitu call center guna administratif regulatif sesuai ketentuan dalam Perdirjen PPI 1/2023,” ujar Direktur PT Informasi Teknologi Indonesia Tbk Yuliana, dalam keterbukaan informasi tanggal 7 Mei 2025.

Saham KRYA berhenti di level Rp 139 per saham pada penutupan perdagangan Selasa (6/5) kemarin.

Sementara, saham JATI terbang 142% dalam sepekan dan sebulan terakhir. Pada tanggal 2 Mei, saham JATI lompat 34%. Lalu, kembali terbang 34,33% dan 34,44% masing-masing pada tanggal 5 dan 6 Mei 2025.

Saham JATI pun parkir di level Rp 121 per saham pada penutupan perdagangan Selasa (6/5) kemarin.

Per 31 Maret 2025, pendapatan bersih KRYA turun 47,31% secara tahunan alias year on year (yoy) ke Rp 31, 11 miliar. Sebelumnya, pendapatan bersih KRYA sebesar Rp 59,06 miliar per 31 Maret 2024.

KRYA juga menderita rugi bersih Rp 27,58 miliar per kuartal I 2025, berbalik dari laba bersih Rp 713,80 juta di kuartal I 2024. Penyebabnya adalah beban pokok pendapatan yang naik ke Rp 53,81 miliar di periode ini, dari sebelumnya Rp 51,80 miliar pada kuartal I 2024.

Sementara, JATI mengantongi pendapatan Rp 143,35 miliar per 31 Maret 2025, naik 9,64% yoy dari Rp 130,74 miliar per 31 Maret 2024. 

Laba neto tahun JATI perseroan melesat 2.535% yoy ke Rp 5,49 miliar per kuartal I 2025, dari sebelumnya Rp 208,42 juta di kuartal I 2024. Ini salah satunya didorong oleh biaya keuangan yang turun dari Rp 779,26 juta di akhir Maret 2024, menjadi Rp 244,34 juta di akhir Maret 2025.

“Kenaikan volatilitas transaksi efek mungkin disebabkan oleh kinerja positif perseroan di kuartal I 2025,” kata Yuliana dalam keterbukaan informasi.

Investment Analyst Edvisor Provina Visindo Indy Naila mengatakan, potensi kenaikan harga biasanya didukung dengan akan adanya aksi korporasi yang belum diumumkan.

“Investor juga diharapkan mengkaji kembali rencana corporate action perusahaan tercatat apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS),” ujarnya kepada Kontan, Rabu (7/5).

Menurut Indy, suspensi terhadap saham KRYA dan JATI berpotensi menyebabkan volatilitas lanjutan dan koreksi harga ke depan pasca pencabutan penghentian sementara nanti.

Tak hanya memperhatikan terkait aksi korporasi, investor disarankan untuk melihat kembali kinerja KRYA dan JATI secara fundamental.

Menurut Indy, sentimen positif penggerak kinerja JATI di tahun 2025 berasal dari potensi proyek ekspansi bisnis. Sedangkan, sentimen positif untuk kinerja KRYA ada dari potensi pemanfaatan momentum proyek transisi energi.

Namun, ada juga sentimen negatif yang membayangi kinerja kedua emiten tersebut.

Yaitu, perlu ada transparansi informasi dari perusahaan, efisiensi operasional dan arus kas yang masih perlu dipantau, serta stimulus yang dikeluarkan pemerintah untuk masing-masing sektor.

“Saham ini bisa dikoleksi secara spekulatif nanti dan perlu dipantau kondisi fundamental serta transparansi dari informasi emiten,” paparnya.

Alhasil, Indy merekomendasikan hold untuk JATI dan speculative buy untuk KRYA nanti setelah suspensi dicabut dengan target harga di Rp 200 per saham.

Selanjutnya: BI Soroti Konflik Geopolitik India-Pakistan, Rupiah Bisa Tertekan

Menarik Dibaca: 5 Cara Memilih Sampo untuk Rambut Kering, Perhatikan Kandungannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×