kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.929.000   -9.000   -0,46%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Saham Hotel Tertekan Imbas Efisiensi Pemerintah, Investor Diimbau Rotasi Sektor


Kamis, 05 Juni 2025 / 21:34 WIB
Saham Hotel Tertekan Imbas Efisiensi Pemerintah, Investor Diimbau Rotasi Sektor
ILUSTRASI. Efisiensi belanja pemerintah jelas memiliki dampak yang signifikan terhadap kinerja emiten sektor perhotelan tahun ini.


Reporter: Inggit Yulis Tarigan | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada April 2025 lalu, riset Colliers Indonesia menyebutkan, kebijakan efisiensi anggaran pemerintah berdampak nyata terhadap kinerja industri perhotelan. Di bulan yang sama, survei Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) juga mencatat 96,7% hotel di Jakarta mengalami penurunan tingkat hunian.

Head of Research Kiwoom Sekuritas, Liza Camelia Suryanata menilai efisiensi belanja pemerintah jelas memiliki dampak yang signifikan terhadap kinerja emiten sektor perhotelan tahun ini.

"Hal ini karena adanya pemotongan anggaran yang substansial terkait dengan rapat resmi, perjalanan dinas, dan acara, sehingga sektor ini mengalami penurunan permintaan dan pendapatan," ujar Liza dalam risetnya, Kamis (5/6).

Baca Juga: Begini Prospek dan Rekomendasi Saham DSNG yang Bagikan Dividen Rp 24 Per Saham

Menurut Liza, emiten yang paling rentan terhadap tekanan ini adalah yang sangat bergantung pada pendapatan dari MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) dan mengandalkan pemesanan melalui Online Travel Agent (OTA). 

Emiten seperti Eastparc Hotel (EAST), Hotel Sahid Jaya International (SHID), dan Red Planet Indonesia (PSKT) masuk dalam kategori ini. 

Di sisi lain, emiten seperti Indonesian Paradise Property (INPP) dan Bukit Uluwatu Villa (BUVA) yang tidak tergantung pada segmen pemerintah serta memiliki pilar F&B yang kuat masih bisa dipertimbangkan.

Liza menyarankan agar investor mulai mengalihkan fokus ke sektor-sektor yang memiliki katalis struktural positif dan prospek pertumbuhan lebih berkelanjutan. Beberapa sektor yang ia nilai menarik antara lain sektor kesehatan, infrastruktur digital, dan logistik.

"Untuk sebagian besar emiten terkait hotel, potensinya saat ini tidak lagi menarik, begitu pula dengan profil risiko-keuntungannya. Oleh karena itu, sebaiknya investor keluar dan beralih ke sektor lain untuk sementara waktu,” imbuhnya.

Baca Juga: Laba Bank Masih Melemah, Ini Saham Bank Rekomendasi Ciptadana Sekuritas

Selanjutnya: Integrasi Tokopedia dan TikTok Shop Maksimal 9 Juni, Begini Kata Pelapak

Menarik Dibaca: Bibit Sediakan 19 Produk Surat Utang Negara Seri FR, Tingkatkan Minat Investor Ritel

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×