kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   16.000   0,85%
  • USD/IDR 16.220   -29,00   -0,18%
  • IDX 6.915   -12,32   -0,18%
  • KOMPAS100 1.007   -0,64   -0,06%
  • LQ45 771   -2,07   -0,27%
  • ISSI 227   0,47   0,21%
  • IDX30 397   -1,97   -0,49%
  • IDXHIDIV20 459   -2,95   -0,64%
  • IDX80 113   -0,11   -0,10%
  • IDXV30 114   -0,70   -0,61%
  • IDXQ30 128   -0,64   -0,49%

Saham Hotel Tertekan Imbas Efisiensi Pemerintah, Investor Diimbau Rotasi Sektor


Kamis, 05 Juni 2025 / 21:34 WIB
Saham Hotel Tertekan Imbas Efisiensi Pemerintah, Investor Diimbau Rotasi Sektor
ILUSTRASI. Efisiensi belanja pemerintah jelas memiliki dampak yang signifikan terhadap kinerja emiten sektor perhotelan tahun ini.


Reporter: Inggit Yulis Tarigan | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada April 2025 lalu, riset Colliers Indonesia menyebutkan, kebijakan efisiensi anggaran pemerintah berdampak nyata terhadap kinerja industri perhotelan. Di bulan yang sama, survei Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) juga mencatat 96,7% hotel di Jakarta mengalami penurunan tingkat hunian.

Head of Research Kiwoom Sekuritas, Liza Camelia Suryanata menilai efisiensi belanja pemerintah jelas memiliki dampak yang signifikan terhadap kinerja emiten sektor perhotelan tahun ini.

"Hal ini karena adanya pemotongan anggaran yang substansial terkait dengan rapat resmi, perjalanan dinas, dan acara, sehingga sektor ini mengalami penurunan permintaan dan pendapatan," ujar Liza dalam risetnya, Kamis (5/6).

Baca Juga: Begini Prospek dan Rekomendasi Saham DSNG yang Bagikan Dividen Rp 24 Per Saham

Menurut Liza, emiten yang paling rentan terhadap tekanan ini adalah yang sangat bergantung pada pendapatan dari MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) dan mengandalkan pemesanan melalui Online Travel Agent (OTA). 

Emiten seperti Eastparc Hotel (EAST), Hotel Sahid Jaya International (SHID), dan Red Planet Indonesia (PSKT) masuk dalam kategori ini. 

Di sisi lain, emiten seperti Indonesian Paradise Property (INPP) dan Bukit Uluwatu Villa (BUVA) yang tidak tergantung pada segmen pemerintah serta memiliki pilar F&B yang kuat masih bisa dipertimbangkan.

Liza menyarankan agar investor mulai mengalihkan fokus ke sektor-sektor yang memiliki katalis struktural positif dan prospek pertumbuhan lebih berkelanjutan. Beberapa sektor yang ia nilai menarik antara lain sektor kesehatan, infrastruktur digital, dan logistik.

"Untuk sebagian besar emiten terkait hotel, potensinya saat ini tidak lagi menarik, begitu pula dengan profil risiko-keuntungannya. Oleh karena itu, sebaiknya investor keluar dan beralih ke sektor lain untuk sementara waktu,” imbuhnya.

Baca Juga: Laba Bank Masih Melemah, Ini Saham Bank Rekomendasi Ciptadana Sekuritas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×