Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mulai bangkit. Dalam sebulan perdagangan, IHSG telah menguat tipis 0,54%.
Namun, saham-saham emiten tambang yang dikuasai oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mencatat kenaikan signifikan, melebihi penguatan IHSG.
Asal tahu, saat ini ada tiga emiten tambang BUMN yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni PT Timah Tbk (TINS), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Ketiga emiten ini tergabung dalam sebuah holding asuhan MIND ID.
Baca Juga: Pasar tertekan pandemi, asosiasi tambang dan migas sulit lakukan merger dan akuisisi
Saham PTBA misalnya. Dalam sebulan perdagangan, saham PTBA menguat 11,40%. Saham emiten tambang lainnya, ANTM juga memberikan return positif hingga 23,39% dalam sebulan. Sementara itu, saham TINS menguat 18,23% dalam sebulan.
Padahal, dari sisi top line dan bottom line, kinerja ketiga emiten ini juga tidak terlalu mentereng. PTBA misalnya, mencatatkan penurunan laba bersih hingga 19,24% menjadi Rp 4,05 triliun. Meski demikian, pendapatan bersih PTBA tumbuh 3% menjadi Rp 21,8 triliun di tahun lalu.
TINS bahkan mengalami hal yang lebih parah. Emiten produsen timah ini menanggung rugi tahun berjalan yang diatribusikan pada entitas induk hingga Rp 611,28 miliar. Padahal, pendapatan TINS melonjak 75,13% menjadi Rp 19,30 triliun sepanjang tahun lalu.
Baca Juga: Wabah Corona Memangkas Setoran Dividen BUMN
Lantas, apa yang menyebabkan ketiga emiten ini mengalami lonjakan harga yang signifikan dalam sebulan perdagangan?
Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani menilai, penguatan ketiga saham ini kebetulan berbarengan dengan rebound IHSG pada akhir bulan lalu. Selain itu hampir semua emiten pada sektor pertambangan juga menguat serempak, didahului oleh saham PTBA dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) sebagai sector leader.
“Secara teknikal, sering terjadi apabila beberapa emiten dalam satu sektor yang sama menguat, akan diikuti oleh emiten-emiten lainnya di sektor tersebut. Sehingga, wajar terjadi penguatan terhadap ketiga saham emiten tersebut,” ujar Hendriko kepada Kontan.co.id, Kamis (16/4).
Baca Juga: Divestasi molor, kinerja Vale Indonesia (INCO) tak terpengaruh
Memang, indeks sektor pertambangan menjadi sektor urutan kedua yang mencetak penurunan paling kecil, di bawah indeks sektor barang konsumsi. Sejak awal tahun atau secara year-to-date, sektor pertambangan melemah 21,41%, sementara sektor barang konsumsi hanya terkoreksi 19,44%.
Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas menilai, penguatan harga ketiga saham ini seiring dengan kenaikan komoditas terkait. Harga emas dan timah misalnya, sedang mengalami penguatan. Namun untuk harga timah, Sukarno menilai lebih karena faktor technical rebound.
“Sedangkan untuk penguatan saham PTBA hanya bersifat technical rebound saja,” ujar Sukarno saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (16/4).
Baca Juga: Mayoritas penjualan komoditas Aneka Tambang (ANTM) naik pada tahun lalu
Hendriko dan Sukarno sepakat, secara teknikal ketiga saham ini sedang menunjukkan pembalikan arah sehingga investor lebih baik memasang sikap wait and see untuk ketiga saham ini.
Pada penutupan perdagangan hari ini, saham TINS, ANTM, dan PTBA kompak melemah. TINS melemah 6,8% ke level Rp 480 per saham, ANTM ditutup terkoreksi 3,81% ke level Rp 505 per saham, sementara PTBA melemah 2,81% ke level Rp 1.905.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News