Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani menilai, penguatan ketiga saham ini kebetulan berbarengan dengan rebound IHSG pada akhir bulan lalu. Selain itu hampir semua emiten pada sektor pertambangan juga menguat serempak, didahului oleh saham PTBA dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) sebagai sector leader.
“Secara teknikal, sering terjadi apabila beberapa emiten dalam satu sektor yang sama menguat, akan diikuti oleh emiten-emiten lainnya di sektor tersebut. Sehingga, wajar terjadi penguatan terhadap ketiga saham emiten tersebut,” ujar Hendriko kepada Kontan.co.id, Kamis (16/4).
Baca Juga: Divestasi molor, kinerja Vale Indonesia (INCO) tak terpengaruh
Memang, indeks sektor pertambangan menjadi sektor urutan kedua yang mencetak penurunan paling kecil, di bawah indeks sektor barang konsumsi. Sejak awal tahun atau secara year-to-date, sektor pertambangan melemah 21,41%, sementara sektor barang konsumsi hanya terkoreksi 19,44%.
Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas menilai, penguatan harga ketiga saham ini seiring dengan kenaikan komoditas terkait. Harga emas dan timah misalnya, sedang mengalami penguatan. Namun untuk harga timah, Sukarno menilai lebih karena faktor technical rebound.
“Sedangkan untuk penguatan saham PTBA hanya bersifat technical rebound saja,” ujar Sukarno saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (16/4).
Baca Juga: Mayoritas penjualan komoditas Aneka Tambang (ANTM) naik pada tahun lalu
Hendriko dan Sukarno sepakat, secara teknikal ketiga saham ini sedang menunjukkan pembalikan arah sehingga investor lebih baik memasang sikap wait and see untuk ketiga saham ini.
Pada penutupan perdagangan hari ini, saham TINS, ANTM, dan PTBA kompak melemah. TINS melemah 6,8% ke level Rp 480 per saham, ANTM ditutup terkoreksi 3,81% ke level Rp 505 per saham, sementara PTBA melemah 2,81% ke level Rp 1.905.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News