Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) masih mencatatkan kinerja operasional yang positif sepanjang tahun lalu. Tingkat penjualan komoditas emas, feronikel, hingga bijih nikel Antam naik.
Melansir rilis resmi Aneka Tambang di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), emiten pelat merah ini mencatatkan pertumbuhan tingkat produksi feronikel sebesar 3% menjadi 25.713 ton nikel dalam feronikel (Tni). Adapun penjualan feronikel mencapai 26.212 Tni atau naik 9% secara year-on-year (yoy).
Adapun kontribusi penjualan dari feronikel mencapai Rp 4,87 triliiun atau 15% dari pendapatan total konsolidasian tahun 2019. Penjualan feronikel menjadi kontributor kedua terbesar terhadap penjualan ANTM tahun lalu.
Baca Juga: Penyebab laba Aneka Tambang (ANTM) merosot 88,15 % pada 2019
Sementara itu, penjualan emas ANTM tahun lalu mencapai 34,02 ton atau 1.093.639 ons troi, naik 2% secara tahunan. Dari menjual emas, ANTM meraup pendapatan Rp 22,46 triliun atau 69% dari total penjualan, yang menjadi penyumbang utama pendapatan ANTM.
Kontribusi produksi dari tambang emas Pongkor dan Cibaliung sebesar 1,96 ton atau 63.111 ons troi pada 2019.
Dari segmen komoditas bijih nikel, ANTM menjual 7,6 juta wet metric ton (wmt) bijih nikel dengan catatan produksi mencapai 8,70 juta wmt. Sumbangan dari penjualan bijih nikel mencapai Rp 3,7 triliun atau 11% dari total penjualan .
Adapun tingkat produksi bauksit mencapai 1,73 juta wmt dengan capaian penjualan 1,66 juta wmt dengan nilai penjualan bauksit mencapai Rp 758 miliar.
Baca Juga: Harga emas Antam turun Rp 4.000 jadi Rp 939.000 per gram pada Kamis (16/4)
Tahun ini ANTM juga mencatat produksi dan penjualan alumina seiring dengan selesainya seluruh akuisisi saham PT Indonesia Chemical Alumina (ICA). Tahun lalu, ICA memproduksi 104.000 ton alumina dengan tingkat penjualan 71.000 ton.
Jumlah ini naik signifikan dibandingkan realisasi produksi dan penjualan tahun 2018 yang hanya 13.000 ton dan 8.000 ton. Melansir laporan keuangan, penjualan alumina menyumbang Rp 547,33 miliar terhadap pendapatan ANTM.
Asal tahu, ANTM membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 32,71 trilun pada tahun lalu. Jumlah ini naik 29,44% dari realisasi penjualan tahun 2018 yang hanya Rp 25,27 triliun.
Baca Juga: Konstruksi proyek smelter Alumina (SGAR) Antam-Inalum ditargetkan Mei tahun ini
Namun, laba bersih yang diraup konstituen Indeks Kompas100 ini justru menyusut 88,15% menjadi Rp 193,85 pada akhir 2019. Padahal, di periode yang sama tahun sebelumnya ANTM membukukan laba bersih mencapai Rp 1,63 triliun.
Selain karena lonjakan beban pokok penjualan yang melonjak 37,15% menjadi Rp 3,49 triliun, penurunan laba bersih Antam ini terjadi karena tahun 2018 Antam mencatat keuntungan dari akuisisi sebesar Rp 2,23 triliun. Ini adalah keuntungan dari akuisisi ICA yang diteken pada 28 Desember 2018. Setelah akuisisi, ANTM memiliki 100% saham ICA dari sebelumnya 53,88%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News