kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham Emiten Rumah Sakit Kompat Menguat, Simak Rekomendasi Sahamnya


Senin, 30 Mei 2022 / 07:15 WIB
Saham Emiten Rumah Sakit Kompat Menguat, Simak Rekomendasi Sahamnya


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 belakangan mulai mereda seiring dengan semakin masifnya vaksinasi di Indonesia. Kendati begitu, nyatanya performa saham emiten rumah sakit justru masih terus naik sepanjang tahun ini. 

Tengok saja, secara year to date, saham PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) telah naik hingga 36,45%, lalu saham PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) juga berhasil menguat hingga 26,79%. Sedangkan saham PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) dan PT Siloam Hospitals International Tbk (SILO) masih bisa menguat masing-masing 7,49% dan 0,17%.

Terkait apiknya performa saham emiten rumah sakit, analis Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya mengatakan, performa saham sektor rumah sakit memang baik justru saat kasus C19 melandai.  Ia mengungkapkan, berdasarkan informasi dari berbagai emiten rumah sakit, semakin hari tingkat kunjungan pasien rawat jalan maupun rawat inap memang mayoritas meningkat.

Sementara analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei menambahkan, dari beberapa emiten rumah sakit yang berada dalam pantauan Henan Putihrai Sekuritas seperti MIKA, HEAL, dan SILO, tercatat sejak kuartal IV-2021 mencatatkan jumlah volume pasien yang sudah sama bahkan melebihi level pre-Covid. 

Baca Juga: PGN (PGAS) Alokasikan Rp 3,01 Triliun Sebagai Dividen, Simak Rekomendasi Sahamnya

“Artinya, bisnis dasar rumah sakit mulai kembali pulih, karena adanya permintaan perawatan atau operasi yang sempat tertunda selama pandemi kemarin,” kata Jono ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (27/5). 

Cheryl meyakini, momentum rendahnya kasus Covid-19 saat ini justru bisa menjadi katalis positif bagi emiten rumah sakit secara jangka pendek. Pasalnya, tren berobat masyarakat akan terus berlanjut sehingga bisa semakin mendorong volume kunjungan pasien pada tahun ini.

Sementara secara jangka panjang, Jono menilai emiten rumah sakit masih mempunyai prospek jangka panjang yang menarik. Pasalnya, saat ini, penetrasi kesehatan yang masih rendah di Indonesia, jika dibandingkan dengan negara lain. Alhasil, ini berpotensi menjadi faktor yang mendorong apiknya kinerja emiten rumah sakit secara jangka panjang.

Selain itu, ia percaya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan juga semakin meningkat setelah adanya pandemi Covid dan beberapa penyakit varian lain yang baru muncul akhir-akhir ini seperti hepatitis, cacar monyet dan sebagainya.

Setali tiga uang, Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio juga meyakini meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan jadi faktor penting pertumbuhan kinerja emiten rumah sakit. Apalagi, hal tersebut juga akan ditunjang oleh  naiknya penjualan obat-obatan di rumah sakit.

Baca Juga: Musim Dividen Masih Bersemi di Akhir Mei, Saham Mana yang Menarik Dicermati?

“Jadi, saham rumah sakit diproyeksikan bakal tetap menarik. Terlebih lagi untuk dapat mengimbangi pertumbuhan pasien, emiten-emiten rumah sakit terus ekspansi untuk ragam pengobatan, pelayanan dan teknologi kesehatannya,” imbuh Frankie.

Ia mencontohkan indikasi menariknya prospek emiten rumah sakit terlihat dari aksi korporasi yang dilakukan grup Lippo dengan  menambah kepemilikan terhadap saham SILO maupun grup Astra yang yang menyerap private placement HEAL.

Adapun, analis CGS CIMB Sekuritas Patricia Gabriella dalam risetnya pada 23 Maret memproyeksikan pertumbuhan volume pasien industri rumah sakit pada tahun ini akan tumbuh 16% secara year on year

 

Namun, total volume pasien tersebut masih 6% di bawah level sebelum pandemi Covid-19. Menurutnya, masih terdapat beberapa pasien yang perawatannya tertunda akibat adanya Covid-19. Barulah normalisasi volume pasien akan terjadi pada 2023 di mana Patricia memproyeksikan pertumbuhan volume pasien pada tahun tersebut sebesar 8%.

Sementara untuk pendapatan sektor rumah sakit pada 2022, ia memproyeksikan pertumbuhannya hanya 1% karena effect high base pada tahun sebelumnya. Lalu, pada tahun 2023, pendapatan sektor rumah sakit diproyeksikan bisa tumbuh hingga 10%. 

“Risiko yang membayangi kinerja emiten rumah sakit adalah fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat mengingat obat-obatan dan peralatan emiten rumah sakit masih impor,” tambah Cheryl.

Para analis sependapat bahwa HEAL merupakan top pick untuk sektor rumah sakit saat ini. Selain baru saja mendapat investasi dari grup Astra untuk mendongkrak ekspansi bisnis ke depan, HEAL juga dinilai punya potensi pemulihan bisnis yang lebih cepat, karena tarif yang lebih terjangkau dan jaringan yang tersebar luas di Indonesia. 

Baca Juga: Prospek Menarik, Intip Rekomendasi Saham AMRT dan MIDI Berikut Ini

Namun, Patricia menyebut HEAL justru menjadi salah satu emiten rumah sakit yang paling terkena dampak dari berkurangnya kasus Covid-19 di Indonesia. Pasalnya, HEAL merupakan rumah sakit yang mendapatkan pendapatan terbesar dari segmen Covid-19 sehingga pada tahun ini, ada potensi Gross Profit Margin (GPM) HEAL mengalami penurunan yang paling besar dibanding peers

Berikut rekomendasi saham emiten rumah sakit dari para analis:

1. PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL)
Pada tahun ini, HEAL menargetkan bisa membukukan pendapatan hingga Rp 5 triliun. Selain itu, HEAL juga berencana akan menambah tiga hingga empat rumah sakit baru, serta mengakuisisi satu rumah sakit.

Untuk memuluskan ekspansi tersebut, HEAL telah menganggarkan belanja modal sebesar Rp 1 triliun. Adapun, hingga kuartal I-2022, HEAL telah menyerap anggaran tersebut sebesar Rp 300 miliar.

Analis Credit Suisse Steven Ho merekomendasikan outperform untuk saham HEAL dengan target harga Rp 1.830 per saham.

2. PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA)
Pada tahun ini MIKA akan menambah kapasitas dengan membuka rumah sakit ke-27 dan 28 pada tahun ini. Sementara rumah sakit ke-29 direncanakan dibuka pada Januari tahun depan dan rumah sakit ke-30 dan 31 akan mulai dibangun pada paruh kedua tahun ini.

MIKA juga terus meningkatkan infrastruktur digitalnya, salah satunya adalah Alteacare, sebuah layanan telehealth dan aplikasi e-pharmacy. MIKA juga berencana membuat aplikasi telehealth yang dikhususkan untuk pasien Mitra Keluarga dan layanan delivery obat-obatan.

Analis UOB Kay Hian merekomendasikan beli saham MIKA dengan target harga Rp 2.980 per saham.

3. PT Siloam Hospitals International Tbk (SILO
SILO mencatatkan kinerja yang moncer pada kuartal I-2022 seiring pendapatannya yang tumbuh 16,2% secara yoy menjadi Rp 2,2 triliun. Pendapatan pada pasien rawat inap dan rawat jalan juga masing-masing tumbuh 14,8% dan 17,9%.

Namun, laba bersih SILO justru turun 31% secara yoy menjadi Rp 99 miliar seiring dengan normalisasi pasca pandemi Covid-19. Namun, dengan volume pasien yang masih tumbuh, artinya kontribusi dari kasus non-Covid-19 juga membaik.

Analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei merekomendasikan beli untuk saham SILO dengan target harga Rp 1.375 per saham

4. PT. Bundamedik Tbk (BMHS)
Pada tahun ini, BMHS menargetkan bisa mengantongi pendapatan sebesar Rp 1,9 triliun atau tumbuh 19% dibanding perolehan 2021 yang sebesar Rp 1,7 triliun. Guna mencapai target tersebut, BMHS telah menganggarkan belanja modal sebesar Rp 150 miliar untuk keperluan menambah jaringan rumah sakit baik secara organik maupun anorganik.

Analis Ciptadana Sekuritas Robert Sebastian merekomendasikan beli saham BMHS dengan target harga Rp 1.075 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×