Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi
Namun, total volume pasien tersebut masih 6% di bawah level sebelum pandemi Covid-19. Menurutnya, masih terdapat beberapa pasien yang perawatannya tertunda akibat adanya Covid-19. Barulah normalisasi volume pasien akan terjadi pada 2023 di mana Patricia memproyeksikan pertumbuhan volume pasien pada tahun tersebut sebesar 8%.
Sementara untuk pendapatan sektor rumah sakit pada 2022, ia memproyeksikan pertumbuhannya hanya 1% karena effect high base pada tahun sebelumnya. Lalu, pada tahun 2023, pendapatan sektor rumah sakit diproyeksikan bisa tumbuh hingga 10%.
“Risiko yang membayangi kinerja emiten rumah sakit adalah fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat mengingat obat-obatan dan peralatan emiten rumah sakit masih impor,” tambah Cheryl.
Para analis sependapat bahwa HEAL merupakan top pick untuk sektor rumah sakit saat ini. Selain baru saja mendapat investasi dari grup Astra untuk mendongkrak ekspansi bisnis ke depan, HEAL juga dinilai punya potensi pemulihan bisnis yang lebih cepat, karena tarif yang lebih terjangkau dan jaringan yang tersebar luas di Indonesia.
Baca Juga: Prospek Menarik, Intip Rekomendasi Saham AMRT dan MIDI Berikut Ini
Namun, Patricia menyebut HEAL justru menjadi salah satu emiten rumah sakit yang paling terkena dampak dari berkurangnya kasus Covid-19 di Indonesia. Pasalnya, HEAL merupakan rumah sakit yang mendapatkan pendapatan terbesar dari segmen Covid-19 sehingga pada tahun ini, ada potensi Gross Profit Margin (GPM) HEAL mengalami penurunan yang paling besar dibanding peers.
Berikut rekomendasi saham emiten rumah sakit dari para analis:
1. PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL)
Pada tahun ini, HEAL menargetkan bisa membukukan pendapatan hingga Rp 5 triliun. Selain itu, HEAL juga berencana akan menambah tiga hingga empat rumah sakit baru, serta mengakuisisi satu rumah sakit.
Untuk memuluskan ekspansi tersebut, HEAL telah menganggarkan belanja modal sebesar Rp 1 triliun. Adapun, hingga kuartal I-2022, HEAL telah menyerap anggaran tersebut sebesar Rp 300 miliar.
Analis Credit Suisse Steven Ho merekomendasikan outperform untuk saham HEAL dengan target harga Rp 1.830 per saham.