kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham emiten jumbo sedang tertekan


Jumat, 16 Maret 2018 / 11:54 WIB
Saham emiten jumbo sedang tertekan
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan terhadap pasar modal domestik semakin kencang. Selama tiga hari berturut-turut, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 2,75% menjadi 6.321,90.

Saham emiten berkapitalisasi jumbo di Bursa Efek Indonesia menjadi penekan indeks saham. TLKM, HMSP, ASII, UNTR dan GGRM adalah lima saham yang paling membebani IHSG selama tiga hari. Investor asing juga menjauhi kelima saham ini. Sebulan terakhir, asing net sell senilai total Rp 3,71 triliun di kelima saham itu.

Seirama dengan itu, kinerja saham emiten berkapitalisasi pasar besar juga merosot. Dari 10 saham jumbo, hanya tiga saham yang harganya tak minus, dihitung sejak awal tahun hingga kemarin (ytd).

Dari tiga saham itu, cuma BBCA yang harganya tumbuh 6,74%. Dua saham tak bergerak, sementara tujuh saham lainnya merosot (baca Harian KONTAN, Jumat, 16 Maret 2018).

"Sepekan ini, bursa tertekan sentimen eksternal maupun pelemahan rupiah terhadap dollar AS," kata Bertoni Rio, Senior Analyst Research Division Anugerah Sekuritas Indonesia, kepada Kontan.co.id, Kamis (15/3).

Pelemahan daya beli turut menekan saham emiten konsumer. Masyarakat juga mengerem konsumsi berlebihan. Sehingga daya serap barang yang beredar berkurang.

Research Manager Shinhan Sekuritas Indonesia, Teuku Hendry Andrean, juga sepakat pelemahan daya beli masih menekan emiten konsumer. Hendry dan Bertoni menilai, saham emiten berkapitalisasi besar masih berpeluang menanjak lagi di tahun ini.

Hendry menjagokan TLKM dan UNTR. Kedua saham ini dinilai masih bisa mengembangkan nilai kapitalisasi seiring potensi upside besar.

Dari 10 emiten jumbo, Bertoni menilai HMSP dan GGRM berpeluang naik lebih tinggi. Secara teknikal, saham ini masih bullish.Adapun UNVR diyakini tak lagi bullish.

Di tengah berbagai tekanan, otoritas BEI optimistis pasar kembali pulih. Direktur Utama BEI, Tito Sulistio, menargetkan kapitalisasi pasar modal tahun ini Rp 8.500 triliun. Saat ini, kapitalisasi BEI senilai Rp 7.048 triliun. Pada 2020, kapitalisasinya bisa naik ke Rp 10.000 triliun.

Tentu target itu akan ditentukan oleh seberapa kuat aliran dana asing, dana beredar domestik dan kondisi ekonomi Indonesia. "Tugas kami juga mengajak perusahaan untuk IPO," kata Tito.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×