kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.056   72,62   1,04%
  • KOMPAS100 1.055   15,00   1,44%
  • LQ45 829   12,33   1,51%
  • ISSI 214   1,30   0,61%
  • IDX30 423   7,18   1,73%
  • IDXHIDIV20 510   7,60   1,51%
  • IDX80 120   1,78   1,50%
  • IDXV30 125   0,87   0,70%
  • IDXQ30 141   2,08   1,49%

Saham emiten consumer goods masih tertekan, begini rekomendasi dari analis


Senin, 15 November 2021 / 20:01 WIB
Saham emiten consumer goods masih tertekan, begini rekomendasi dari analis
ILUSTRASI. Karyawan melintas di dekat layar yang menampilkan pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (8/10/2021).ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham emiten consumers goods masih tertekan. Melihat indeks, IDX Sector Non Consumer Non Cyclicals masih turun 12,80% sejak awal tahun (ytd).

Head of Investment Research Infovesta, Wawan Hendrayana menjelaskan penyebab tertekannya sektor tersebut lantaran karena adanya PPKM yang mengakibatkan proyeksi target emiten tahun ini meleset.

Akibatnya, saham-saham consumer goods juga masih tertekan sejak awal tahun. Beberapa di antaranya, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) turun 8,03% ytd, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICPB) yang turun 6,79% ytd, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) turun 12,92% ytd, PT Kino Indonesia Tbk (KINO) turun 23,16% ytd, dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) 38,64%.

Memang, menilik laporan keuangan terbaru emiten-emiten tersebut membukukan penurunan kinerja pendapatan dan laba bersih. Hanya INDF yang mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangannya hingga semester I-2021.

Baca Juga: Margin Unilever (UNVR) berpotensi membaik, intip rekomendasi sahamnya berikut ini

Walau begitu, merahnya saham INDF sejak awal tahun lantaran memiliki utang yang cukup besar. "Karena mereka itu induk dari banyak usaha sehingga dari sisi utang juga cukup besar juga," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (15/11).

Kendati masih merah, Wawan menilai proyeksi emiten consumer goods masih apik. Pihaknya optimis kinerja tahun depan ada perbaikan karena adanya pemulihan ekonomi. Dirinya memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun depan berkisar 5%-7%.

"Dengan PPKM yang semakin diperlonggar seharusnya aktivitas bisnis masyarakat akan meningkat sehingga pendapatan dari saham-saham tersebut akan meningkat," sebutnya.

Dengan prospek tersebut, Wawan menjagokan ICBP dan UNVR. Menurutnya, kedua emiten tersebut memiliki prospek yang cukup menarik. Di sisi lain saat ini memiliki valuasi yang cukup murah.

Baca Juga: Profitabilitas dan margin menarik, Samuel Sekuritas rekomendasikan buy saham FILM

"ICBP memang sedang bagus, dalam 3 bulan terakhir juga naik signifikan dan trennya masih naik, serta dari valuasi juga tidak terlalu mahal," imbuhnya.

Analis Samuel Sekuritas, Pebe Peresia menambahkan bahwa untuk prospek UNVR sendiri masih baik. "Untuk UNVR, kami melihat pelemahannya mungkin akan cenderung terbatas karena outlook sektor konsumen yang membaik," sebutnya.

Lanjutnya, sentimen lainnya juga berasal dari penurunan kasus Covid-19 serta juga data indeks keyakinan konsumen yang naik dan berada di area optimis. Oleh sebab itu, pihaknya memiliki pandangan yang cukup positif terhadap kinerja sektor consumer di kuartal IV ini.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×