Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Adi Wikanto
Investment Analyst Stockbit Hendriko Gani mengitung jika manajemen ADRO memutuskan pembayaran dividen saham dengan batas maksimum sebesar US$ 2,6 miliar, maka jumlah dividen setara dengan Rp 1.359 per saham. Nilai ini dihitung berdasarkan asumsi kurs Rp 15.898 per dolar AS.
Jumlah tersebut mengindikasikan yield sekitar 35,6% jika diukur berdasarkan harga penutupan saham ADRO per Jumat (15/11) di level Rp 3.920 per saham.
"Berdasarkan analisis skenario kami, pemegang saham ADRO akan mempunyai probabilitas lebih besar untuk untung jika menggunakan dividen guna menebus AADI," ungkap Gani.
Pada perdagangan Selasa 19 November 2024, harga saham ADRO ditutup di level 3.710, naik 10 poin atau 0,27% dibandingkan sehari sebelumnya.
Pengamat Pasar Modal & Founder WH Project, William Hartanto melihat penurunan harga saham setelah keputusan RUPSLB umum terjadi sebagai aksi sell on fact. "Sentimen sudah menjadi realita," kata William kepada Kontan.co.id, Senin (18/11).
Praktisi Pasar Modal & Founder Warkop Saham Raden Bagus Bima sepakat, penurunan harga ADRO karena hasil dari RUPSLB sudah priced in atau sesuai dengan perkiraan dan tidak ada informasi baru yang mengejutkan bagi investor.
Nilai dividen jumbo juga sudah dibarengi penguatan harga saham ADRO secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir.
"Sehingga sebagian investor kemungkinan menggunakan momentum ini untuk mengambil capital gain untuk menghindari dividen trap yang kemungkinan terjadi," kata Bima.
Meski begitu, Bima memandang tambahan dividen dengan nilai yang jumbo bisa menarik minat trader jangka pendek.
Dus, harga saham ADRO berpotensi mengalami kenaikan jangka pendek menjelang cum-date. Namun pasca-ex-date, potensi koreksi terbuka karena harga akan disesuaikan dengan besarnya dividen yang dibagikan.
Di sisi lain, Bima memperkirakan respons pasar juga bergantung pada ekspektasi harga PUPS saham AADI, yang nantinya bisa memengaruhi harga teoritis ADRO.
Menurut dia, pelaku pasar bisa mempertimbangkan trading jangka pendek ADRO dengan pembelian pada rentang Rp 3.600 - Rp 3.650, dan melakukan penjualan menjelang atau saat cumdate.
Research Analyst Phintraco Sekuritas Muhamad Heru Mustofa memperkirakan tambahan dividen tunai final ADRO mencapai Rp 1.355,36 per saham atau yield sekitar 34,57%.
Pasca pembagian dividen tunai tersebut, harga saham ADRO berpotensi mengalami penurunan mengingat harga saham ADRO sudah rally cukup signifikan.
Selain itu, potensi penurunan harga saham ADRO juga seiring dengan adanya penyesuaian Price Earning Ratio (PER) pasca spin-off AADI, mengingat adanya potensi penurunan laba ADRO sebagai dampak dari aksi tersebut. Adapun, saat ini ADRO diperdagangkan pada Price to Book Value (PBV) sebesar 1.06 kali.
Dengan menggunakan metode relative valuation dan pendekatan PBV, Heru memperkirakan potensi fair value ADRO berada di Rp 4.134. Untuk saat ini, Heru menyarankan wait and see terhadap saham ADRO.
Jika ingin koleksi, masuk pada level Rp 3.600 untuk target harga Rp 3.920 - Rp 4.000, dan stop loss jika turun ke bawah level Rp 3.460 per saham.
Selanjutnya: LAN Hadirkan Learning Ecosystem untuk ASN, Ini Tujuannya
Menarik Dibaca: 6 Rekomendasi Serial Thailand Populer Terbaik Wajib Ditonton
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News