kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham Big Cap Dominasi Laggard IHSG, Simak Rekomendasi Sahamnya


Rabu, 02 November 2022 / 07:45 WIB
Saham Big Cap Dominasi Laggard IHSG, Simak Rekomendasi Sahamnya


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang bulan Oktober 2022, sebanyak delapan saham dari indeks LQ45 tercatat masuk dalam daftar laggard.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), penurunan terbesar dialami GOTO sebesar 24,4% sepanjang Oktober 2022. Selanjutnya, ada saham ARTO yang turun 22,7%, TBIG 13,1%, TOWR 6,5%, PTBA 6,2%, MDKA 4,3%, UNVR 3,9%, dan TLKM 1,6%.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai bahwa tertinggalnya saham-saham tersebut akibat ketidakpastian ekonomi. Mulai dari inflasi, kenaikan tingkat suku bunga, hingga krisis pangan dan energi.

Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih menambahkan bahwa kenaikan inflasi dan suku bunga akan menjadi katalis negatif untuk beberapa emiten dalam konstituen indeks LQ45. Emiten GOTO misalnya, kenaikan suku bunga membuat beban bunga meningkat dan Gross Transaction Value (GTV) terkontraksi, sehingga gross revenue menurun.

Baca Juga: Saham Emiten Semen Masih Loyo, Bagaimana Rekomendasinya?

"Adapun investor juga cenderung menghindari saham growth stock khususnya di sektor teknologi yang memiliki P/E tinggi bahkan P/E yang negatif," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (1/11).

Selain sentimen domestik, sentimen global juga turut memberi pengaruh terhadap tertinggalnya saham-saham tersebut. Contohnya PTBA dan MDKA akibat China sebagai mitra dagang terbesar Indonesia masih memberlakukan Zero Covid Policy.

Hal ini membuat aktivitas industri melemah yang tercermin pada Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Caixin China pada Oktober 2022 berada pada level kontraksi sebesar 49,2. Aktivitas industri yang terkontraksi mengurangi permintaan dan menyebabkan turunnya harga komoditas, seperti tembaga, nikel, dan batu bara sebagai komoditas ekspor utama Indonesia.

Nah, penurunan harga dan permintaan komoditas memberikan katalis negatif bagi sektor bahan baku seperti MDKA dan sektor energi batu bara salah satunya PTBA. 

"Pasalnya kinerja keuangan emiten pertambangan ditopang oleh kenaikan harga jual rata-rata yang melesat akibat terganggunya rantai pasok akibat konflik geopolitik dan tingginya permintaan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi pasca pandemi beberapa periode lalu," jelasnya.

Kendati begitu, kedua analis sependapat bahwa prospek untuk saham-saham tersebut masih positif. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terakselerasi.

Terlebih, jika menilik dari kinerja keuangan per September 2022 sejumlah emiten di atas mencatatkan kenaikan kinerja top line dan bottom line secara tahunan, contohnya PTBA dan ARTO.

Lalu, untuk sektor telekomunikasi, yaitu TLKM, TBIG, TOWR dan sektor teknologi, seperti GOTO juga memiliki prospek yang menarik dalam tren jangka panjang. Hal itu sejalan dengan penetrasi internet dan digitalisasi yang tumbuh setiap tahunnya.

Baca Juga: Laba Telkom (TLKM) dan Indosat (ISAT) Sama-Sama Turun, Begini Rekomendasi Sahamnya

"Sejauh ini kami melihat saham saham tersebut masih sexy untuk dapat di akumulasi, meskipun tetap harus memperhatikan durasi investasi," sebut Nico.

Pilarmas Investindo pun memberikan rekomendasi buy PTBA dengan target harga Rp 4.600, MDKA Rp 5.600, ARTO Rp 10.000, TBIG Rp 3.250, dan TOWR Rp 1.550. Sementara untuk UNVR disarankan hold dengan target harga Rp 4.800.

Sedangkan Ajaib Sekuritas secara teknikal menyukai saham-saham PTBA, TLKM, TBIG, dan TOWR.

1. PTBA
Spekulasi buy di area Rp 3.700 - Rp 3.750 dengan target harga pada resistance terdekat di level Rp 3.960 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp 3.600. 

2. TLKM
Spekulasi buy di area Rp 4.350 - Rp 4.420 dengan target harga pada resistance terdekat di level Rp 4.550 serta pertimbangkan cut loss apabila break support pada di level harga Rp 4.200. 

3. TBIG
Buy on Weakness di area Rp 2.350 - Rp 2.300 dengan target harga pada resistance terdekat di level Rp 2.550 serta pertimbangkan cut loss apabila break support pada di level harga Rp 2.250. 

4. TOWR
Buy on Weakness di area Rp 1.120 - Rp 1.130 dengan target harga pada resistance terdekat di level Rp 1.200 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp 1.080.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×