kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.936.000   -1.000   -0,05%
  • USD/IDR 16.438   -2,00   -0,01%
  • IDX 6.918   -50,40   -0,72%
  • KOMPAS100 1.000   -11,46   -1,13%
  • LQ45 766   -8,77   -1,13%
  • ISSI 226   -1,43   -0,63%
  • IDX30 398   -3,81   -0,95%
  • IDXHIDIV20 467   -4,90   -1,04%
  • IDX80 112   -1,35   -1,19%
  • IDXV30 116   -0,91   -0,78%
  • IDXQ30 129   -1,13   -0,87%

Saham Big Bank Kompak Memerah Usai Suku Bunga Ditahan, Cermati Rekomendasi Berikut


Jumat, 20 Juni 2025 / 08:15 WIB
Saham Big Bank Kompak Memerah Usai Suku Bunga Ditahan, Cermati Rekomendasi Berikut
ILUSTRASI. Papan digital perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saham-saham perbankan kompak memerah hingga akhir perdagangan Kamis (19/6), termasuk big banks. Berbagai sentimen mulai dari perlambatan kredit dan penahanan suku bunga bank sentral dinilai menjadi faktor penyebabnya. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/23/04/2024


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham perbankan kompak memerah hingga akhir perdagangan Kamis (19/6), termasuk big banks. Berbagai sentimen mulai dari perlambatan kredit dan penahanan suku bunga bank sentral dinilai menjadi faktor penyebabnya.

Di antara big banks, saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun paling dalam. Harga saham bank berlogo 46 ini turun hingga 3,95% dari harga penutupan hari sebelumnya menjadi Rp 4.130 per saham.

Mengikuti, ada saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang juga turun cukup dalam yaitu mencapai 3,55%. Harga saham bank wong cilik ini hingga akhir perdagangan tercatat senilai Rp 3.800 per saham.

Tak mau kalah, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)  juga menyusul bank-bank BUMN lainnya dengan ikut mengalami koreksi. Di mana, koreksi saham bank berlogo pita emas ini mencapai 2,07% menjadikan sahamnya senilai Rp 4.970 per saham.

Terakhir, ada PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang terkoreksi paling kecil di antara big banks lainnya. Harga BBCA tercatat mengalami koreksi sekitar 1,40% dari harga penutupan hari sebelumnya menjadi Rp 8.775 per saham.

Baca Juga: BI Tahan Suku Bunga Acuan, Begini Rekomendasi Saham Sektor Perbankan

VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus  Audi mengungkapkan penurunan saham-saham perbankan ini sejalan dengan penurunan IHSG yang sekitar 1,96% pada periode yang sama. Menurutnya, ini juga sudah sesuai ekspektasi para analis.

Dalam hal ini, penurunan yang terjadi di saham perbankan disebabkan oleh melambatnya potensi pemangkasan suku bunga, seiring dengan kekhawatiran dampak terhadap inflasi. Dalam hal ini, ia merujuk data CME FedWatch yang menunjukkan peluang pemangkasan suku bunga The Fed hanya sebesar 25 basis poin (bps) hingga Desember 2025. 

“Hal ini berpotensi menekan daya beli dan demand kredit sehingga berdampak pada perlambatan ekonomi,” ujar Ekky, Kamis (19/6).

Di sisi lain, ia juga melihat pasar mengkhawatirkan dampak jika BI masih terus menahan suku bunga. Menurutnya, kondisi tersebut bisa menyebabkan cost of credit yang berpotensi meningkat dan pada akhirnya menekan margin laba. 

“Kami berpandangan penurunan masih dapat berlanjut, terlebih kekhawatiran global yang masih tinggi dan sikap bank sentral masih belum sepenuhnya dovish,” tambah Ekky.

Baca Juga: IHSG Anjlok ke Bawah 7.000, JP Morgan Beberkan Penyebab

Sementara itu, Investment Analyst Edvisor Provina Visindo, Indy Naila berpendapat  Investor terlihat masih melihat adanya risiko mengingat dari sisi perekonomian Indonesia yang terefleksi dari data data ekonomi masih belum pulih. Ditambah, dari sisi penyaluran kredit belum meningkat.

Sebagai informasi, penyaluran kredit perbankan pada Mei 2025 tumbuh sebesar 8,43% secara tahunan (YoY). Capaian ini lebih rendah dari pertumbuhan 8,88% YoY pada April 2025. 

“Ada kekhawatiran secara profitabilitas bank belum pulih dan outlook suku bunga yang masih belum jelas,” ujar Indy.

Untuk rekomendasi saham big banks sendiri, Ekky merekomendasikan tiga saham yaitu BBCA, BMRI, dan BBRI. Di mana, target harganya masing-masing di level Rp 9.250, Rp 6.325 dan Rp 5.025 per saham.

Sementara itu, Indy lebih merekomendasi BMRI di antara big banks lainnya. Menurutnya,  BMRI memiliki pertumbuhan pendapatan  bersih yang cukup positif dan secara valuasi PER tergolong menarik.

“Akumulasi BMRI dengan target Rp 6.100,” tandas Indy.

Selanjutnya: Antara Dua Kota Suci: Terbang di Darat Naik Kereta Cepat Mekkah-Madinah

Menarik Dibaca: Harga Emas Pegadaian 20 Juni 2025 Antam dan UBS Kompak Turun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×