Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. OCBC Sekuritas mempertahankan rating buy PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN). Sejumlah strategi yang disiapkan perseroan dinilai akan menopang kinerja perusahaan hingga akhir tahun 2023.
Equity Analyst OCBC Sekuritas Budi Rustanto dan Farrell Nathanael melihat outlook positif atas BBTN yang didorong oleh sejumlah faktor. Pertama, pertumbuhan kredit yang kuat dengan fokus pada segmen perumahan seiring dengan pemulihan ekonomi.
"Posisi yang menonjol di pasar KPR Indonesia dengan pangsa 39% dan KPR subsidi nasional dengan pangsa pasar 83%," tulisnya dalam riset, Selasa (3/10).
Lalu, biaya dana yang terkendali dan inisiatif aset berimbal hasil tinggi. Kemudian, peningkatan kualitas aset dengan rasio pencadangan yang lebih tinggi, dan peningkatan pendapatan berbasis biaya, efisiensi, serta rasio CASA sebagai dampak dari digitalisasi.
Baca Juga: Analis Memprediksi Kinerja Bank BTN (BBTN) Masih Akan On Track
OCBC Sekuritas memperkirakan kredit BBTN akan tumbuh 10% di 2023 yang didukung KPR bersubsidi dan non-subsidi. BBTN juga membiayai 1 juta rumah bersubsidi untuk segmen massal dan membangun saluran baru untuk segmen menengah ke atas.
Budi juga mengantisipasi bahwa kredit yang berisiko BBTN akan terus menurun. Ini sejalan dengan inisiatif strategis BBTN, yang meliputi stress testing triwulanan, memperkuat pemantauan terhadap daftar debitur dalam pengawasan, serta meningkatkan praktik penagihan dan pemulihan.
Perbaikan-perbaikan ini difasilitasi melalui pembentukan dua divisi baru. Divisi pertama berfokus pada early bucket untuk kategori lancar dan dalam perhatian khusus, sedangkan divisi kedua adalah middle dan late bucket untuk kegiatan penagihan yang mendekati status NPL dengan cara menjual aset dengan segera.
Baca Juga: Bersih-Bersih NPL, BTN Akan Jual Aset Kredit Bermasalah di Semester II 2023
Sementara itu, BBTN menerapkan strategi pemulihan NPL, yang meliputi kerja sama dengan IFG untuk skema pembayaran klaim asuransi atas kredit macet yang terjadi dan melakukan penjualan dengan skema penjualan aset secara besar-besaran dengan target sekitar Rp 1 triliun.
"Hasil penjualan aset ini tidak akan dibukukan sebagai laba, namun digunakan untuk pencadangan guna meningkatkan coverage," terangnya.
Selain itu, BBTN menjalin kerjasama dengan pembeli besar untuk aset-aset yang siap jual, serta meluncurkan produk KPR Maju untuk KPR eks NPL dan KPR hapus buku yang memiliki suku bunga lebih tinggi sekitar 1% dari KPR subsidi.
BBTN juga menerapkan beberapa inisiatif strategis untuk meningkatkan pendanaan berbiaya rendah, termasuk meningkatkan transaksi bisnis ritel dan perbankan serta meningkatkan kepemilikan produk melalui strategi cross-selling.
Baca Juga: Kinerja Bank Tabungan Negara Diprediksi Lebih Moncer, Ini Rekomendasi Saham BBTN
Kemudian rekomposisi pendanaan untuk menurunkan biaya dana campuran, peningkatan kapabilitas digital dengan penambahan fitur-fitur baru pada BTN mobile.
Dari berbagai hal tersebut, OCBC Sekuritas memproyeksikan laba bersih bank plat merah ini sebesar Rp 3,27 triliun. Angka itu tumbuh 7,45% dari aktualisasi laba bersih 2022 sebesar Rp 3,04 triliun. "Kami mempertahankan rekomendasi buy dengan target harga di Rp 1.450/saham," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News